Banyak Siswa di SDN 014 Desa Wonosari Pelangiran Tidak Naik Kelas, Ini Kata Kepsek

Jumat, 08 Juli 2022

SDN 014 Wonosari Kecamatan Pelangiran

INHIL,- Ada banyak siswa di SDN 014 Desa Wonosari, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) tidak naik kelas tahun ajaran 2021/2022.

Hal itu diinformasikan oleh salah satu orang tua siswa kepada Indragirione.com. Ia mengatakan ada belasan siswa yang tidak naik kelas.

"Ada 15 siswa di SDN 014 Desa Wonosari, Kecamatan Pelangiran yang tak naik kelas, tentu kami selaku orang tua bertanya tanya," ujar narasumber yang tak ingin disebut namanya ini.

Bahkan katanya, ada siswa yang sudah dua tahun tidak naik kelas.

Untuk mencari kebenaran informasi tersebut, awak media mencoba mengkonfirmasi Kepala sekolah (Kepsek) SDN 014 Wonosari, Suripah. Ia membenarkan ada beberapa siswa yang tidak naik kelas, namun tidak sebanyak 15 orang.

"Lima belas ?, sepertinya gak segitu lah, hanya 9 orang. Kelas I ada 3 orang, kelas III ada 3 orang dan kelas IV ada 3 orang," sebutnya.

Ia kemudian menjelaskan penyebab siswa tersebut tidak naik kelas.

"Rata-rata anak itu tidak tahu apa-apa apalagi yang kelas I. Sedangkan siswa di kelas III dan kelas IV yang tidak naik kelas jarang masuk, nilai harian pun jarang ada. Nilai siswanya dibawah standar kkn, sementara kriteria kenaikan kelas sudah ada, kami katrol (menaikan,red) nilainya pun tidak sampai. Bagaimana guru mau memberi nilai yang patut untuk naik kelas jika seperti ini. Jadi tidak memungkinkan untuk naik kelas," kata Suripah.

Ketetapan tidak naiknya beberapa siswa tersebut dijelaskan Suripah atas kesepakatan pihak sekolah.

"Kasihan kepada siswanya dan guru kelas diatasnya nanti," jelasnya.

Selain itu, Pihak sekolah SDN 014 Wonosari, Kecamatan Pelangiran membantah ada siswanya yang tidak naik kelas dua tahun berturut-turut.

"Tidak ada itu, rata-rata hanya 1 tahun yang tidak naik kelas," tukasnya.

Dari data Dapodik, siswa SDN 014 Wonosari Kecamatan Pelangiran Kabupaten Inhil berjumlah 100 orang.

Sementara dilansir dari media Beritasatu.com, Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Fahriza Tanjung, meminta agar tidak ada siswa yang tinggal kelas dalam situasi pandemi ini. Sebab, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak bisa dilaksanakan dengan adil dan merata bagi semua anak di seluruh wilayah Indonesia.

“Prinsipnya siswa jangan dirugikan. Jangan sampai ada siswa tak naik kelas di masa krisis pandemi ini,” ujarnya, Jumat (29/5/2020).

Ia pun menyoroti tentang sistem penilaian untuk kenaikan kelas, termasuk format Penilaian Akhir Tahun (PAT) di setiap jenjang satuan pendidikan yang akan dilaksanakan beberapa minggu ke depan. Menurut Fahriza, apabila sekolah sudah efektif dalam melaksanakan PJJ, maka nilai kenaikan kelas bisa diambil dari akumulasi proses pembelajaran yang dilakukan selama satu semester ini. Artinya, nilai yang didapat dari sebelum dan sesudah pandemi terjadi.

Mengenai format PAT, lanjut Fahriza, dinas pendidikan dan sekolah tetap harus mempertimbangkan akses siswa terhadap internet dan kepemilikan gawai.

"PAT tak bisa dilakukan serentak di waktu yang sama bagi semua siswa, mengingat banyak siswa tak punya gawai di satu sekolah tertentu, atau hanya punya satu gawai dan itu pun dipegang orang tua. Jadi pelaksanaan PAT harus dengan prinsip fleksibilitas, berkeadilan, nondiskriminatif, dan tak merugikan siswa,” paparnya.

Untuk sekolah yang tidak efektif dalam pelaksanaan PJJ selama tiga bulan ini, bahkan relatif tak berjalan karena keterbatasan gawai, jaringan internet, bahkan keterbatasan listrik, maka nilai kenaikan kelas siswa bisa diambil dari proses pembelajaran selama sebelum pandemi. Menurutnya, ini bertujuan agar tidak merugikan siswa.