Benarkah Masyarakat Gunungpati Memiliki Silsilah Dari Pribuni Pati, Ini Sejarah singkatnya

Senin, 13 November 2023

Penulis: Dhoni Frizky Aryasahab (Mahasiswa Pendidikan Sejarah UNNES)

Masyarakat gunungpati dan sekitarnya kerap melaksanakan ziarah kubur, salah satunya mengunjungi makam Kyai Adipati Wasis Wijoyokusumo. Makam ini berlokasi di Jalan Raya Gn. Pati No. 29, Gunungpati, Kec. Gn. Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah 50229. Bukan hanya Masyarakat gunungpati saja yang berziarah ke makam ini, akan tetapi banyak lagi Masyarakat dari luar gunungpati berkunjung ke makam ini, terutama Masyarakat Kabupaten Pati Jawa Tengah, lantas apakah ada kaitannya makam dari Kyai Adipati Wijoyokusumo Abdullah Taqwa dengan Masyarakat Kabupaten Pati? Berikut penjelasannya.

Awal mula makam Kyai Adipati Wijoyokusumo Abdullah Taqwa sering dikunjungi
Pada tahun 1950-an banyak orang Pati (Pribumi Kabupaten Pati) berkunjung ke makam ini. Pada waktu itu makam belum beridiri kokoh seperti saat ini, akan tetapi hanya ada batu penanda berjumlah 4 buah yang dikelilingi pohon bambu.

“Waktu itu Masyarakat Pati datang kesini setiap bulan Suro atau Ruwah. Dan kondisi makam pada saat itu masih berupa batu dengan jumlah empat, dan batu empat itu dulunya sebuah tetenger (penanda)”. Ucap Bapak Turmanto (57) seorang juru kunci makam Kyai Adipati Wijoyokusumo Abdullah Taqwa.
Awalnya bukan Bapak Turmanto yang menjadi juru kunci makam ini, tetapi Bapak mertuanya yang wafat pada tahun 2006 lalu digantikan dengan Bapak Turmanto.

Masyarakat Pati datang berbondong-bondong ke makam ini, dengan makam masih dalam kondisi batu yang berjumlah empat. Hingga akhirnya Mertua dari Bapak Turmanto berinisasi untuk membuat sebuah gubug supaya para penziarah tidak kepanasan dan kehujanan.

“Karena semakin lama semakin banyak yang berdatangan ke makam ini, tidak mungkin Kita membiarkan para penziarah itu kepanasan dan kehujanan, begitu kata Bapak Mertua Saya. Hingga akhirnya dibuatlah sebuah gubug kecil untuk melindungi makam tersebut, sehingga para penziarah akan merasa nyaman ketika melakukan ziarah ke makam ini”. Lanjut Bapak Turmanto (57).

Kemudian pada tahun 1998, Walikota Semarang Kol. H. Soetrisno Suharto datang ke makam ini dan berencana untuk merenovasi makam ini supaya para pengunjung makam tidak merasa kepanasan dan kehujanan. Akan tetapi pada pertengahan pembuatan renovasi makammakan
\ ini, masa pemerintahan Kol. H. Soetrisno Suharto sudah selesai, dan digantikan oleh H. Sukawi Sutarip, S.H. kemudian dilanjutkan Kembali proses renovasi makam ini. Kemudian pada tahun 2022, terdapat Masyarakat Pati yang merenovasi makam ini, sehingga menjadi lebih baik dan nyaman ketika ada pengunjung untuk berziarah ke tempat ini.

Hubungan Pribumi Pati dengan Makam Adipati Wijoyokusumo Abdullah Taqwa
Setiap bulan Ruwah, tepatnya malam ahad pon, Masyarakat pribumi Pati datang ke makam ini untuk memperingati leluhur.

“Setiap bulan Jawa tepatnya bulan Ruwah, sebelum Ramadan, orang-orang Pati datang kesini untuk melaksanakan sebuah peringatan, tepatnya bulan ruwah malam ahad pon. Tujuannya untuk memperingati leluhur orang Pati, karena makam ini merupakan makam Bupati Pati pertama yang dimakamkan disini.” Ujar Bapak Bapak Turmanto (57).
Seperti yang telah diketahui oleh para penziarah makam ini, bahwa makam Adipati Wijoyokusumo Abdullah Taqwa merupakan makam Bupati Pati pertama, maka banyak orang Pati yang berdatangan ke makam ini, mulai dari Masyarakat biasa yaitu perkumpulan jamaah pengajian, hingga orang-orang pemerintahan. Tujuannya adalah untuk menghormati para leluhur, khususunya leluhur Pati.


Masyarakat Pribumi Pati datang ke makam ini bukan hanya untuk memperingati kepada leluhur Pati saja, akan tetapi Masyarakat pribumi Pati datang kesini sembari membawa “bancaan” dalam Bahasa Indonesia berarti Selamatan atau Kenduri. Jadi tidak hanya datang dengan tangan kosong akan tetapi dengan membawa makanan dan minuman serta seserahan untuk dilaksanakannya peringatan leluhur tersebut.

Selanjutnya Bapak Bapak Turmanto (57) menuturkan bahwa makam Adipati Wijoyokusumo Abdullah Taqwa ini dapat dikunjungi oleh semua orang, termasuk masyarakat Pati, karena terdapat makam Pragola Pati lainnya yang tidak boleh dikunjungi oleh Masyarakat Pati. Untuk makam yang berada di daerah gunungpati ini diberi nama Makam Adipati Wasis Wijoyokusumo seperti yang dituliskan pada gapura sebelum menuju makam ini.

Sejarah singkat Adipati Wijoyokusumo Abdullah Taqwa dan munculnya nama Gunungpati
Pada masa perang Mataram, Pragola Pati I melakukan gerilya hingga sampai ke sebuah gunung yang diselimuti pepohonan. Pragola Pati I beserta pasukannya akhirnya menetap di gunung ini, sehingga mengharuskan pasukan Pragola Pati I untuk membabad alas atau memotong pepohonan yang ada di gunung ini untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Hingga akhirnya daerah ini dinamakan sebagai daerah “Gunungpati” yang berasal dari kata gunung karena daerahnya di pegunungan, kemudian Pati yang berasal dari Pragola Pati I yang menetap di gunung ini dan melakukan babad alas untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.

Jika dilihat dari silsilah Pragola Pati I, sudah ada sejak tahun 1600an sehingga dapat dikatakan bahwa orang-orang Pati sudah menetap di daerah Gunungpati sejak saat itu. 
Dengan kata lain Masyarakat Gunungpati saat ini dimungkinkan memiliki darah keturunan Masyarakat pribumi Pati, karena pada saat itu banyak Pragola Pati I beserta pasukannya hidup di daerah Gunungpati.