Kantor BPOM Inhil, Jalan Sungai Beringin Tembilahan
INHIL,- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, mengaku masih memeriksa makanan (jajanan,) yang diduga menyebabkan belasan murid di SD 005 Desa Pungkat, keracunan makanan.
Hal tersebut diterangkan Kepala Loka BPOM Inhil Emi Amalia melalui bagian Fungsi Infokom, Indah saat dikonfirmasi melalui seluler, Selasa (13/9/2022).
Indah menyatakan sampel jajanan yang dikonsumsi belasan murid SD 005 Desa Pungkat, Kecamatan Gaung tersebut saat ini masih dalam tahap pengujian laboratorium.
"Iya, sampel makanannya sudah kami kirim, sekarang diperiksa di laboratorium Balai BPOM Pekanbaru," ujarnya.
Ia menuturkan sampel jajanan yang dikirim ke Laboratorium Pekanbaru belum diketahui hasilnya.
"Uji laboratorium nya belum keluar sehingga belum bisa dipastikan penyebab kejadian ini," imbuhnya.
Terkait jajanan yang diduga menjadi penyebab keracunan itu, Indah memaparkan sudah "di labeli" izin edar.
"Jajanannya terdaftar, ada izin edar jadi itu legal dan expired-nya masih lama, tahun 2024. Nah karena apanya (penyebab,) kami belum bisa membuat pernyataan. Untuk menyimpulkan penyebabnya perlu diskusi bersama Dinas Kesehatan," jelasnya.
Sehari sebelumnya, Kepala Desa Pungkat, Zacky Hasan Al Indragiri mengatakan 18 murid di SD 005 Desa Pungkat diduga keracunan jajanan makanan yang mereka beli di warung sekitar sekolah.
Sebanyak 18 murid yang keracunan makanan itu bergejala mual-mual dan pusing, Senin pagi (12/9), namun telah ditangani oleh pihak Puskesmas Simpang Gaung, hingga keadaan mereka normal dan beraktivitas seperti biasa.
"Keseluruhan murid telah ditangani oleh pihak Puskesmas pembantu (Pustu) Desa Pungkat. Kami juga berkoordinasi dengan Puskesmas Simpang Gaung untuk tindak lanjut pemeriksaan kondisi siswa yang keracunan," paparnya.
Zacky juga menyebut, pihak kepolisian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Inhil dan Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil juga turut hadir, mendengar kabar ada murid yang keracunan di Desa Pungkat.
"Kebetulan BPOM dan Dinas Kesehatan Inhil ada kegiatan di Kecamatan, mendengar ada murid yang keracunan mereka turun ke lokasi. Sampel makanan juga mereka bawa untuk diuji di laboratorium," sebutnya.
Ia menyampaikan jajanan yang dikonsumsi oleh murid tersebut merupakan produk makanan impor dari China yang dijual di Indonesia.
"Penjual di sekitar sekolah sudah kami imbau agar tidak menjual produk tersebut. Meskipun masa expired makanannya tahun 2024," tukasnya.