Cerita Cinta Segitiga di Balik Kematian Siti Aisyah dan Kekasih Gelap

Senin, 28 Januari 2019

Cinta segitiga berujung maut
Indragirione.com – Cinta segitiga berujung maut terjadi pada Siti Aisyah, Roy Robby, dan Muhlisin David. Ketiganya masih berusia 23 tahun.
Siti Aisyah merupakan istri sah dari Muhlisin David. Pasangan muda ini telah dikaruniai seorang anak yang kini berusia 4,5 tahun.
Sementara Roy Robby merupakan selingkuhan Siti Aisyah. Kisah cinta ketiganya berakhirnya dengan penemuan jenazah Siti aisyah dan Robby di kamar Hotel Garuda, Parteker, Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (24/1).

Diketahui, Aisyah adalah warga Kelurahan Kowel, Pamekasan. Ia bekerja di konter Vivo yang terletak di Jalan Parteker. Sedangkan Roy sang kekasih gelap itu merupakan warga Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur.

Perselingkuhan Aisyah dan Roy sudah lama terjadi. Kisah cinta terlarang itu bahkan pernah diketahui oleh suaminya. Karena ulah istrinya itu, David sempat terbakar emosi dan memukul istrinya.

Akibat pemukulan itu, David diusir oleh orang tua Aisyah. Ia pun pulang ke rumahnya dan pisah ranjang dengan Aisyah.

Selama pisah ranjang, hubungan Aisyah dan sang kekasih gelap itu makin intens. Jalan Robby untuk memiliki sang pujaan hati yang sebetulnya masih berstatus sebagi istri David itu, seakan terbuka lebar.

Namun jelang hari ulang tahunnya yang ke-24, Aisyah menghubungi suaminya, David yang sudah lama tak bertemu dengannya. Ia meminta maaf dan bersedia rujuk kembali.

Keinginan Asiyah untuk rujuk dengan suaminya setelah pisah ranjang selama tiga bulan membuat Robby sakit hati dan terbakar api cemburu.

Robby kemudian mulai menyusun siasat. Ia mengajak Asiyah ngamar di Hotel Garuda pada Kamis (24/1). Di tempat inilah Robby menghabisi nyawa Aisyah. Tak berapa lama kemudian si pelaku memilih gantung diri di kamar mandi.

David, tak menyangka istrinya berpulang dengan cara tragis. David pun tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa meratapi kepergian sang istri yang kini meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Meski selingkuh dengan pria lain, David mengaku masih mencintai Aisyah. Ia belum bisa melupakan kenangan bersama almarhumah. Terlebih, Aisyah telah memberinya seorang anak yang kini berusia 4,5 tahun.

Saat ditemui Radar Madura (JawaPos Grup/pojoksatu.id) di rumahnya, David mengaku tidak percaya secepat ini ditinggal pergi sang istri untuk selama-lamanya.

“Sebelumnya, nomer WA saya diblokir. Tapi, tanggal 16 Januari kemarin, istri saya komunikasi lagi. Bahkan, minta maaf atas kelakuannya dan ngajak rujuk. Saya mau dengan syarat selesaikan dulu masalah sama laki-laki selingkuhannya itu,” kata David.

Dijelaskan, pagi hari sebelum kematiannya, Aisyah sempat berkomunikasi dengan David via layanan video call WA. Dalam obrolan tersebut, keduanya berencana merayakan ulang tahun Aisyah ke-24.

“Saya berniat pulang ke Pamekasan untuk merayakan ulang tahun istri saya. Jam 07.00 hari itu juga (24/1), Aisyah masih sempat video call ke saya dan bilang hati-hati di jalan,” kenangnya.

David menuturkan, persiapan menyambut hari ulang tahun Aisyah dimatangkan. Bahkan dia telah menyiapkan kue ultah untuk sang istri tercinta.

“Semua permintaannya saya kasih. Mulai dari sepatu, helm, kue tart, dan lainnya. Bahkan saya sudah booking tempat di rumah makan Almuna untuk merayakan ulang tahun istri saya,” terangnya.


David juga menceritakan awal pertemuannya dengan sang Aisyah. Kisah cinta mereka berawal dari pertemuannya di tempat kerja.

“Saya kenal Aisyah di konter tempat kita kerja dulu, di Sedandang. Saat itu kita sama-sama karyawan baru. Dari situlah saya menyukai Aisyah. Ternyata, Aisyah adik kelas saya di MTs Kolpajung,” paparnya sambil tersenyum.



David menuturkan, dirinya mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Saat ini, dia hanya ingin fokus merawat sang anak hasil pernikahannya dengan Aisyah. “Istri sudah pergi, saya ikhlas. Sekarang, saya mau fokus merawat anak,” tuturnya.

Kasus Dihentikan

Kasatreskrim Polres Pamekasan AKP Hari Siswo Suwarno menjelaskan, Aisyah diduga dibunuh kekasihnya gelapnya, Roy. Dugaan tersebut merujuk pada bekas jeratan di leher perempuan satu anak itu.

”Menurut dokter, Siti Aisyah meninggal karena kehabisan napas lantaranan lehernya terjerat jilbab,” terang Heri, Minggu (27/1).

Setelah meninggal, Roy yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di toilet, diduga mengiris mengiris kedua pergelangan tangan Aisyah menggunakan pecahan bola lampu.

Karena itu, dugaan Aisyah dan Robi dibunuh pihak ketiga tidak benar. Hal tersebut merujuk pada petunjuk-petunjuk di lokasi. Selain itu, dalam tubuh Robby tidak ada bekas penganiayaan.

”Saat itu kondisi pintu hotel dikunci rapat-rapat. Kalau kedua-duanya disebut bunuh diri juga tidak mungkin,” terang Heri.

Berdasar petunjuk tersebut, kasus ini sementara dihentikan. Namun, bisa dibuka kembali jika ada petunjuk dan bukti baru. ”Pelakunya kan juga sudah meninggal, mau diproses bagaimana lagi,” terangnya.



Mengenai motif, Hari tidak mengetahui secara pasti. Hanya, berdasarkan informasi, pembunuhan itu dipicu asmara. Siti Aisyah dikabarkan akan rujuk dengan suaminya. Itu mungkin yang membuat Roy sakit hati dan nekat menghabisi Aisyah.

”Kemungkinan Roy tidak terima dan sakit hati. Jadi dia nekat melakukan tindakan seperti itu,” terangnya.

(jpg/pojoksatu)