DLHK Inhil Gelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tim Kerja Pengelolaan Dan Pemeliharaan Ekosistem Gambut

Selasa, 26 Oktober 2021

Indragirione.com,- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menyelenggarakan Pelatihan peningkatan kapasitas Tim Kerja Pengelolaan Dan Pemeliharaan Ekosistem Gambut (TK PPEG) Sustainable Management of Peatland Ecosystems In Indonesia (SMPEI) di Hotel Elit Tembilahan, Selasa (26/10) yang di ikuti oleh 6 perwakilan dari desa.

Kepala Dinas DLHK Inhil, Ir. H. Ilyanto dalam sambutanya menyebutkan bahwa semua masyarakat inhil harus mengetahui bagaimana cara mengelola dan memelihara gambut, inilah latar belakang dilaksanakan pelatihan tersebut.

"Diharapkan peserta dari pelatihan ini menjadi pelopor dalam pengelolaan dan pemeliharaan gambut. Secara umum pemerintahan pusat melalui instansi terkait menilai kegiatan ini bersifat positif dan sangat baik, dalam artian harus dilanjutkan," ungkapnya.

Ia berharap pelatihan ini bisa diserap oleh para peserta dan ilmu yang disampaikan oleh narasumber Dr. Owin Jamasy Djamaluddin Phd, tenaga ahli Untuk Kementerian Lingkungan dan Pemberdayaan Di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Semoga pelatihan ini bisa bermanfaat juga dapat diterapkan para peserta melalui realisasi di lapangan dengan baik pula," harap Ilyanto.

Ketua penitia Pelatihan peningkatan kapasitas Tim Kerja Pengelolaan Dan Pemeliharaan Ekosistem Gambut (TK PPEG) Sustainable Management of Peatland Ecosystems In Indonesia (SMPEI), Hj Murnisyah SE MA, sebagai Kabid Pengendalian dan Pencegahan Kerusakan Lingkungan DLHK Inhil mengatakan.

“Pesertanya perwakilan dari 6 desa, ada Desa Simpang Gaung, Kerta Jaya, Bayas Jaya, Sungai Rabit, Teluk Kabung dan Rambaian. Dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang," Papar Murnisyah.

“ 6 desa ini dipilih bukan karena lahan gambutnya yang luas, akan tetapi menurut survey motivasi masyarakatnya dalam mengelola gambut itu sangat tinggi. "Gambut di Inhil ini sangat luas hampir separuh dari luas wilayah Inhil, karena itu harus dipelihara dengan baik karena akan memberikan manfaat dalam peningkatan ekonomi bagi masyarakat itu sendiri," tuturnya.

Ia berharap kepada para peserta untuk memanfaatkan pelatihan ini dengan sebaik-baiknya dan menyerap ilmu tentang gambut dari narasumber yang ahli dalam bidang gambut. "Semoga 6 desa ini bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lain dan mereka bisa mengelola gambut sebagai sesuatu yang potensial di Inhil," ungkapnya.

Sementara itu, Narasumber, Dr. Owin Jamasy Djamaluddin Phd, Tenaga Ahli untuk Kementerian Lingkungan dan Pemberdayaan di Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan menjelaskan, gambut adalah aset yang sangat potensial untu dijadikan lumbung kehidupan bagi kesejahteraan masyarakat.

 

"Di Riau luas wilayah gambut itu sebesar 80 persen. Gambut memiliki kandungan oksigen, fosfor dan banyak lagi kandungan alaminya yang luar biasa. Oleh karena itu tahap pertama kita harus memberikan pemahaman mengenai gambut ini kepada para peserta," ungkapnya.

Kedua, menurut Dr. Owin, adalah bagaimana mengelola lahan gambut agar produktif dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan. "Sepulangnya para peserta dari pelatihan yang ditaja oleh DLHK Inhil ini dan berhadapan dengan gambut itu sendiri, mereka sudah tahu harus bagaimana karena ada ilmu yang sudah dibawa," sebutnya.

Terakhir Ia berpesan kepada perusahaan dan masyarakat untuk tidak membakar lahan gambut.

"Yang tidak diperbolehkan itu adalah membakar lahan untuk tujuan menguntungkan pribadi, namun dampak negatif kerugiannya dirasakan oleh orang lain. Jadi saya harap tidak ada masyarakat ataupun perusahaan yang membakar lahan gambut," imbau Dr. Owin.