Dua Periode Kepemimpinannya, Firdaus-Ayat Klaim Sukses Wujudkan Pekanbaru Smart City Madani, Ini Indikatornya!

Senin, 28 Maret 2022

INDRAGIRIONE.COM, PEKANBARU - Pada tahun 2022 ini, genap 10 tahun sudah pasangan Dr H Firdaus ST MT dan H Ayat Cahyadi SSi memimpin Kota Pekanbaru. Dalam 2 periode kepemimpinannya tersebut, Firdaus-Ayat mengklaim telah sukses mewujudkan visi dan misi mereka dalam membangun ibukota Provinsi Riau ini. Sejumlah indikator menjadi bukti capaian yang diraih keduanya selama memimpin Pekanbaru.  

Firdaus menyampaikan hal itu dalam konferensi pers yang digelar di Aula Gedung Utama Kantor Walikota Pekanbaru, Tenayan Raya, Jumat (25/3/2022) lalu. Kepada awak media, Walikota Pekanbaru ini memaparkan semua langkah dan upaya yang telah dilakukannya bersama H Ayat Cahyadi dalam membangun Pekanbaru, sesuai visi dan misinya.

Walikota menceritakan, periode pertama kepemimpinannya dalam kurun 2012-2017 menjadi landasan untuk mewujudkan cita-citanya membangun Pekanbaru. Menurutnya, sejak diamanahkan memimpin kota yang lahir dari sebuah bandar bernama Dusun Senapelan ini, Firdaus-Ayat menetapkan visi pertama yakni, Pekanbaru Metropolitan Madani.

“Inilah visi pertama kami saat pertama kali dipercaya memimpin Kota Pekanbaru. Visi ini diilhami oleh semangat luhur yang terkandung dalam syair lagu Indonesia Raya, bangunlah badannya, bangunlah jiwanya. Dimana metropolitan adalah wujud fisik kota yang ingin dicapai, sedangkan madani adalah jiwa kota, yaitu masyarakat berkualitas, unggul, mandiri, tangguh dan berdaya saing. Alhamdulillah, saat ini semua telah tercapai dengan indikator pesatnya pembangunan di Pekanbaru pada periode pertama” ucap Firdaus.

Dikatakannya, pertumbuhan penduduk menjadi bukti telah pesatnya pembangunan yang terjadi. Dulu, pada tahun 2012, jumlah penduduk Pekanbaru hanya kurang lebih 800 ribu jiwa, namun saat ini telah berkembang menjadi 1,2 juta jiwa.

Tingginya pertumbuhan penduduk ini tentu dibarengi dengan bertambahnya akses pembangunan, seperti jalan serta pelayanan publik tercapai dengan baik. Sementara di bidang keagamaan dilakukan pembinaan masjid paripurna, dan perhatian terhadap insentif guru MDTA juga terlaksana dengan baik.

Tak hanya itu, pada periode ini, pasangan Firdaus-Ayat juga berhasil mengantarkan Pekanbaru menjadi salah satu kota terkemuka di Indonesia. Pekanbaru bukan saja berkembang dalam batas administrasinya menjadi sebuah kota metropolitan, tapi juga mempengaruhi kawasan di sekitarnya tumbuh menjadi kawasan perkotaan yang disebut Metropolitan Pekansikawan, yaitu kawasan yang meliputi wilayah Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan.

Keberhasilan Firdaus-Ayat dalam membangun Kota Pekanbaru pada periode pertama, membuat pasangan ini kembali dipercaya masyarakat memimpin pada periode kedua. Gerak pembangunan yang telah dimulai tersebut kembali dilanjutkan pasangan Firdaus-Ayat saat memimpin dalam rentang 2017-2022. Pada masa ini duet Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru ini ‘menajamkan’ arah pembangunan mereka sejalan dengan perkembangan zaman, dengan mengusung visi mewujudkan Pekanbaru Smartcity Madani.

“Visi ini melanjutkan visi sebelumnya, yaitu Metropolitan Madani. Visi kota metropolitan dilanjutkan dengan smartcity atau Kota Cerdas. Sedangkan visi Madani tetap, karena visi ini dinilai masih relevan dan harus berkelanjutan, butuh waktu yang lebih panjang untuk mewujudkan masyarakat madani,” tutur Wako Firdaus.

Uniknya, konsep Smartcity yang dikembangkan Firdaus-Ayat, memiliki filosofi yang berbeda dengan konsep yang hari ini berkembang di dunia dan di Indonesia secara umum.

Menurut Firdaus, visi tersebut terinspirasi dari para pendiri bangsa yang dinilainya adalah orang-orang visioner berfikir melewati zamannya. Dimana ketika merumuskan visi NKRI dalam pembukaan UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, mereka juga merumuskan cara mewujudkannya, yaitu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, atau menjadi bangsa cerdas dengan istilah Smart Nation.

Jalita Hingga Digitalisasi

Visi mewujudkan Pekanbaru Smartcity Madani ini juga diklaim sukses dijalankan. Banyak indikator dari keberhasilan ini yang terlihat, apalagi ketika berbicara kebutuhan dasar masyarakat. Pembangunan Jalita atau jalan, listrik, air, transportasi dan telekomunikasi, bisa diukur bersama.

Di bidang pembangunan jalan misalnya, dimana telah banyak pembangunan jalan yang sudah tercapai di Pekanbaru, baik pembukaan jalan baru, peningkatan jalan, bahkan sudah dibangun jalan outer ring road. Begitu juga dalam manajemen penyediaan air bersih yang turut berjalan dengan baik di Kota Pekanbaru melalui skema KPBU SPAM.

“Sementara untuk listrik, kalau dulu kita sering mengalami mati listrik bergilir di Pekanbaru. Sejak dibangun pembangkit listrik PLTU/PLTG. Maka kita sudah jarang mengalami mati listrik bergilir seperti dulunya,” ujarnya.  

Hal yang sama juga terlihat pada sisi transportasi. Firdaus mengatakan bahwa berdasarkan catatan Kementerian Perhubungan disebutkan bahwa pengelolaan sistem pengelolaan transportasi di kota Pekanbaru adalah salah satu yang terbaik di Indonesia. “Dahulu sebelum tahun 2012, jumlah armada Trans Metro Pekanbaru hanya berjumlah 20 unit, sekarang berjumlah 100 unit lebih dan telah ada koridor menjangkau wilayah Pekansikawan,” terangnya.

Begitu juga dari pembangunan telekomunikasi. Sampai hari ini, sistem telekomunikasi di Pekanbaru sudah menyeluruh atau universal. Tidak adanya blackspot atau kosong jaringan menandakan bahwa pelayanan bidang telekomunikasi sudah terlaksana dengan baik.

Indikator lainnya terlihat pada sektor pendidikan. Saat ini sudah berdiri ratusan fasilitas pendidikan atau gedung sekolah di Kota Pekanbaru. Baik yang dibangun pemerintah, swasta, baik tingkat SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi selama 10 tahun terakhir.

Perhatian kepada guru MDTA juga meningkat. Bahkan menurut catatan Kementerian Agama, Pekanbaru adalah kota yang menaruh perhatian tinggi terhadap insentif guru MDTA.

Hal ini sejalan pula dengan pembangunan dalam kehidupan beragama. Dimana Firdaus-Ayat juga sudah membina 100 rumah ibadah masjid paripurna yang imamnya atau manajemennya diberi gaji berasal dari APBD Kota Pekanbaru.

Sektor lainnya yang memperlihatkan pembangunan yang pesat adalah di bidang kesehatan. Dimana sudah banyak berdirinya sarana kesehatan di Pekanbaru seperti rumah sakit dan klinik-klinik. Salah satunya adalah kehadiran RS Madani. RS Madani menjadi rumah sakit rujukan milik Pemerintah Kota Pekanbaru yang sebelumnya belum pernah ada.

“Disamping itu 28 puskesmas ditingkatkan layanannya dari Puskesmas Rawat Jalan menjadi puskesmas rawat inap serta ada puskesmas wisata. Juga berdirinya klinik-klinik oleh pelaku usaha dan rumah sakit,” ulas Firdaus.

Berdasarkan data yang ada, di masa kepemimpinan Firdaus-Ayat, pembangunan jalan, jembatan dan flyover berjalan pesat. Disamping itu, investasi pun banyak masuk ke Kota Pekanbaru. Ketika orang berbicara itu bukan Firdaus-Ayat atau dana APBD yang membangun, Wako Firdaus membenarkannya.

“Betul, karena pemerintah menyesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah hanya 10 persen untuk membangun kota. Namun, yang paling berperan membangun kota ini adalah pelaku usaha dan investor,” jelasnya.

Tapi tak bisa dinafikkan bahwa pelaku usaha itu hanya akan datang untuk berinvestasi ke daerah yang berpotensi besar dengan kepemimpinan yang sejuk, aman, dengan daerah nyaman. Dan ini semua dapat dihadirkan oleh Kota Pekanbaru. Kepemimpinan Firdaus-Ayat dipandang sangat aman, nyaman oleh investor. Disamping Firdaus-Ayat juga sering dan aktif melakukan lobi-lobi berbagai pihak, baik di tingkat nasional hingga ke tingkat Asia.

Keberadaan Kawasan Industri Tenayan (KIT) menjadi salah satu bukti yang cukup fenomenal. Untuk diketahui, KIT saat ini sedang dibangun sebagai salah satu proyek strategis nasional. Proyek ini diproyeksikan akan mendatangkan investor nasional dan internasional, yang akan menampung 150.000 tenaga kerja di Pekanbaru.

Sesuai dengan visinya menjadi Kota Pintar atau Smartcity, gerak pembangunan yang dilakukan di Kota Pekanbaru ini pastinya mengikuti perkembangan zaman. Konsep digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan dalam mewujudkan pembangunan Kota Pekanbaru.

Pelayanan dengan konsep digitalisasi ini telah diterapkan Pemerintah Kota Pekanbaru di masa kepemimpinan Firdaus-Ayat. Salah satunya dapat dilihat dari pengelolaan perparkiran yang kini sudah dikelola dengan pola BLUD. Dimana sistem pembayarannya kini sudah dengan sistem uang elektronik atau e-money. Sehingga tak ada lagi alasan untuk tidak bisa bayar parkir. Dan ini juga bisa meminimalisir kebocoran anggaran perparkiran di Pekanbaru.

Selain itu, sejumlah layanan digital lainnya juga telah hadir untuk masyarakat Pekanbaru. Mulai dari pengurusan surat-surat terkait kependudukan dan pencatatan sipil yang dapat dilakukan secara online, lalu perpustakaan digital hingga layanan pajak digital. Semua itu sudah bisa diakses dengan mudah dan sangat smart. “Sebab itulah salah satu indikator Smart City Madani,” pungkas Firdaus. (Adv)