Jejak Prostitusi Online di Bali, Cewek Bandung dan Manado Paling Laris

Senin, 28 Januari 2019

Foto : 
Indragirione.com – Dunia esek-esek atau prostitusi sudah ada sejak zaman bahula. Pola penjualannya saja yang beda. Namun “barang” yang dijual tetap sama. Jual beli lendir, menjadi perhatian publik ketika terbongkar ada praktik prostitusi artis yang dipasarkan secara online. Ternyata di Bali juga ada, pola prostitusi online. Seperti apa?


TIM BALI EXPRESS

PUBLIK negeri ini tercengang ketika kepolisian mengungkap prostitusi online yang menjual artis. Dua artis yang tambah terkenal setelah terciduk itu adalah Vannesa Angel dan Avriellya Shaqila.

Kasak-kusuk terkait jual beli artis ini, juga heboh di Bali. Dalam obrolan itu, muncul juga cerita bahwa di Bali juga ada pola online untuk bisa order “selimut yang bisa kentut” itu.



“Di Bali juga banyak, dan ini bukan cara baru. Sekarang lebih mudah setelah ada WA (whatsapp),” ujar salah satu sumber yang memang jagoan urusan gituan.

Koran ini mendalami cerita-cerita dari sumber ini. Dia mengatakan pola penjualan dengan sistem online ini sudah ramai sejak adanya BBM (Blackberry Massanger). Jadi kumpulan foto–foto “ayam” yang akan dijual, dibagikan ke beberapa pelanggan.

“Polanya tidak langsung di-share ke publik, atau ke orang sembarang. Namun orang–orang tertentu, pemasaran macam ini akan sangat gampang, nanti konsumen yang mencari konsumen baru lagi, di lingkungannya,” ujar pria dengan rambut klimis ini.



Sehingga akan cepat sekali beredar. Satu orang yang dipastikan konsumen “aman” bukan dari petugas kepolisian atau yang bisa membahayakan bisnis mereka, punya teman, temannya juga punya teman. “Jadi polanya berantai, ini yang membuat sangat cepat laku,” sambungnya.

Ketika pola jejaring dengan WA, lebih cepat lagi, fotonya lebih gampang di-share. Bahkan kadang sudah ada spesifikasi barang jualan. “Misalnya, asal, kemudian tinggi, putih, umur lengkap dengan harga dan kelebihannya. Misalnya disebut servicenya luar biasa,” kata dia.

Konsumen juga beda-beda, misalnya ada yang tertarik dengan asal dan umur. Wanita ssal Bandung, Menado dan Bali yang paling diminati.

Ini yang biasanya diincar. Kalau Bandung kulitnya putih, gaya bicaranya halus dan rata–rata cantik. Kemudian kalau Manado, tinggi, putih cantik. Sedangkan Bali kerap dengan alasan, ingin tahu yang sama-sama orang Bali.

“Kalau ada orang luar juga, ingin tahu yang asli Bali. Kadang kalau Manado, dianggap kelemahanya gaya bicaranya tidak halus seperti Bandung,” imbuhnya.

Koran ini berusaha mencari lebih detail. Beberapa jaringan diberikan, dan diberikan sejenis password. Misalnya ada password Dek Ten, nama mucikarinya harus dengan sebutan itu. Akan lebih mudah dan langsung akrab, ini password bahwa konsumen ini aman.

Ada juga dengan istilah-istilah lain aneh, seperti “juice timun” dan lainnya. “Agar mereka merasa nyaman, ada yang pakai password,” urainya.

Salah satu Dek Ten ketika dihubungi kemudian dengan sigap memang langsung mengirim foto. Dan langsung memberikan beberapa spesifikasi.

“Ini Bandung, umur 26, baru sampai Bali. Dulu sempat kerja di Bali, tapi akhirnya berhenti. Baru balik di Bali,” urai Dek Ten dalam pesan WA.

Kemudian dia juga menawarkan yang lain. Setelah ditelusuri, memang benar. Markasnya di daerah Denpasar Selatan. Sebenarnya sudah menyiapkan tempat eksekusi, namun jika memang mau diajak keluar juga bisa.

Dari segi umur, ini termasuk yang menengah, dikategorikan hampir dewasa. Dek Ten membrandrol harga Rp 750 ribu juga di lokasi yang sudah disiapkan.

“Kalau diajak keluar, harganya Rp 1 juta. Tapi bisa sampai 3 jam. Kalau di sini, hanya 1,5 jam,” urainya.

Dara asal Bandung ini dipanggil Ina. Sosok cantik asal Kota Kembang ini, termasuk pujaan banyak laki – laki pemuburu nikmat sesaat. Dia masuk kategori Dewasa.

Dari jaringan lain, didapatkan sosok tante-tante. Umurnya sudah 37 tahun, dipanggil Indri. Dia ternyata jebolan salah satu pusat hiburan malam. Walaupun berumur, dari segi penampilan masih bagus.

“Capek mabuk, dan sudah tidak laku. Jadilah kayak gini,” urainya saat Tim Koran ini menemui di tempat lain.

Yang unik, adalah ABG. Malah rata – rata umurnya, 17 tahun, 18 tahun atau di bawah 20 tahun. Cara pemasarannya sangat rahasia. Karena termasuk berbahaya ketika tertangkap bisa kena Undang–undang perlindungan anak.

“Salah salah, mau dapat kue laklak, bisa kena undang – undang anak,” ujar sumber yang memberikan referensi. (bersambung)

(one/pojoksatu)