Jemput 'Bola' Gesa Vaksinasi Lansia

Jumat, 22 Oktober 2021

Salah seorang warga lansia di Pekanbaru yang pernah divaksin di rumahnya beberapa waktu lalu.

Banyaknya warga lanjut usia (lansia) yang masih belum mendapatkan vaksinasi, membuat Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru ‘mengapungkan’ wacana melakukan cara ‘jemput bola’. Para lansia rencananya akan didatangi langsung ke rumah untuk diberikan suntikan vaksinasi Covid-19. Langkah ini diambil untuk mengejar target vaksinasi nasional sekaligus menciptakan herd immunity.

PEKANBARU - Raut wajah Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT kini terlihat lebih rileks. Meski gurat kelelahan karena padatnya aktifitas yang dijalani dalam beberapa bulan terakhir masih terlihat, namun gambaran ketenangan mulai terasa dari pria asal Muara Uwai, Kampar, tersebut. Ketenangan ini mulai terlihat setelah makin menurunnya kasus positif Covid-19 di Kota Pekanbaru.

Kota Pekanbaru sekarang memang boleh bernafas lega. Kasus konfirmasi Covid-19 yang beberapa waktu lalu sempat menjadi momok tersendiri di kota ini, perlahan mulai dapat ditekan. Upaya maksimal yang dilakukan Pemerintah Kota Pekanbaru bersama elemen terkait dan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru memperlihatkan hasil yang baik. Hingga Kota Bertuah ini sekarang telah turun status ke Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2.

Namun situasi ini tak membuat Walikota Pekanbaru Firdaus berpuas diri. Langkah lanjutan menurutnya akan terus dilakukan hingga penyebaran Covid-19 dapat ditekan. Target paling realistis adalah dengan menurunkan kembali status PPKM level 2 di Kota Pekanbaru menjadi PPKM level 1.

“Ya, target kita adalah menjadikan status PPKM di Pekanbaru ini menjadi level 1. Untuk itu masih perlu kerja keras dan sinergi kita bersama-sama dalam mewujudkannya,” ungkap Firdaus, Rabu (20/10/2021) lalu.

Wako mengatakan, berdasarkan evaluasi yang dilakukan, untuk mencapai PPKM level 1, Kota Pekanbaru masih terkendala sejumlah faktor. Salah satu diantaranya adalah masih rendahnya jumlah warga lansia yang mendapatkan vaksinasi Covid-19.

“Dari data yang diterima vaksinasi warga lansia di Kota Pekanbaru belum sampai 50 persen. Hingga 18 Oktober 2021, penyuntikan dosis pertama masih mencapai 18.091 dan dosis kedua mencapai 15.042. Padahal Pemko Pekanbaru punya target 70.384 lansia. Rendahnya capaian target vaksinasi lansia ini salah satu faktor Pekanbaru belum bisa turun ke PPKM level 1,” ulas Wako Pekanbaru.

Menyikapi hal itu, Wako Firdaus mengaku akan melakukan langkah-langkah lanjutan untuk percepatan vaksinasi bagi lansia di Kota Pekanbaru. Pihaknya, lanjut Firdaus, akan mengerahkan Tim Vaksinasi Covid-19 Kota Pekanbaru untuk segera melakukan percepatan vaksinasi Covid-19  bagi masyarakat lansia ini.

Malah, tim akan melakukan vaksinasi ‘jemput bola’ khusus untuk lansia, yang dalam prosesnya nanti dilakukan bertahap di seluruh kelurahan. Langkah ‘jemput bola’ akan dilakukan Tim Vaksinasi bersama dengan aparat terkait seperti Babinsa dan Bhabinkantibmas. “Mereka yang datang ke rumah para lansia untuk memberi suntikan vaksin, door to door,” ujarnya.

Firdaus menyebut pemberian vaksin menyesuaikan wilayah lansia. Vaksinasi jemput bola ini seiring proses pendataan terhadap para lansia yang belum suntik vaksin. Walikota mengatakan sudah memerintahkan bidang pengendalian penduduk Disdalduk KB untuk melakukan survei keluarga di Pekanbaru untuk mendapatkan data valid lansia, by name by adress.

“Mereka sudah melakukan survei rumah tangga dari situ mestinya sudah dapat data lansia. Jadi dari data itu nanti yang kita harapkan bisa kita kejar dan tahu riil-nya lansia kita berapa, yang sudah divaksin berapa, yang belum berapa,” kata Firdaus.

Dirinya juga mendorong camat dan lurah segera melakukan pendataan terhadap lansia yang belum mendapat suntik vaksin. Mereka harus mengetahui alasan dari lansia yang belum suntik vaksin. “Nanti konsepnya lansia tidak vaksinasi massal seperti yang muda-muda. Saya perintahkan tim yang datang, makanya nanti konsepnya per wilayah kelurahan. Jadi kita tau data per kelurahan,” jelasnya.

Ditambahkan Wako, langkah ini diambil untuk menggesa pelaksanaan vaksinasi nasional sekaligus menciptakan herd immunity di tengah-tengah masyarakat. “Hingga akhirnya dapat menekan kasus positif Covid-19 di Kota Pekanbaru,” ucap Firdaus.

Tak hanya akan melakukan vaksinasi. Tim yang akan bertugas turun ke rumah-rumah tersebut, ujar Wako, juga akan menyampaikan serta mensosialisasikan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 kepada masyarakat.  

“Mereka nanti akan terus mensosialisasikan dan mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan dalam segala aktivitas. Apalagi saat masih dalam pandemi Covid-19. Tetap patuh 5M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas serta interaksi,” paparnya.

Ada yang Takut

Lantas bagaimana tanggapan para warga lansia terkait rencana sang Walikota? Dari keterangan sejumlah warga lansia yang berhasil dihimpun, beberapa dari mereka mengaku tak masalah mendapatkan suntikan vaksin, namun ada juga diantaranya yang masih menyatakan menolak vaksinasi, dengan berbagai alasan.

Abdul Aziz (67) misalnya. Warga Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru ini dengan terang-terangan mengatakan dirinya enggan untuk ikut vaksinasi Covid-19 karena ada rasa takut. “Saya dari dulu memang takut disuntik. Pokoknya, takut sama jarum suntik lah,” ucapnya saat ditemui, Jumat (22/10/2021).

Ketakutan akan jarum suntik, disebut lelaki yang pernah puluhan tahun menjadi sopir taksi ini, sudah ada sejak dulu. Sejak kecil dirinya sudah takut disuntik. “Jadi saya memang selalu tak mau kalau disuntik. Dari dulu, kalaupun sakit, saya lebih memilih untuk minum obat, biarlah pahit obatnya, asal tidak disuntik,” ungkapnya.

Tak hanya karena takut, sejumlah warga lansia juga enggan disuntik vaksin karena ‘termakan’ informasi tak benar alias hoaks. Seperti yang disampaikan Buk Yuyun (65), seorang nenek yang juga berdomisili Kelurahan Sidomulyo Barat Pekanbaru.

“Saya dengar vaksin itu katanya cuma akal-akalan saja. Tidak ada manfaatnya. Toh, ada yang mengaku sudah divaksin tapi terkena Covid juga dia. Jadi saya tak mau divaksin,” ucapnya singkat.

Namun berbeda dengan kedua lansia sebelumnya, Marni (64), mengaku tak masalah dengan adanya rencana program vaksinasi rumah ke rumah yang disampaikan Walikota Pekanbaru. Dirinya mengaku siap untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19, bila memang dirinya nanti didatangi ke rumah.

Selama ini, lanjut Marni, dirinya memang terkendala waktu dan kesempatan untuk mencapai lokasi vaksinasi. “Pernah ada vaksinasi massal dulu, namun antrinya itu membuat saya tidak tahan menunggu,” ujarnya. “Makanya dengan adanya rencana vaksin yang datang ke rumah, saya rasa sangat terbantu, dan saya siap untuk divaksin,” tambahnya lagi.

Terkait dengan banyaknya para lansia yang masih takut dan tidak mau divaksin ini, menurut Marni, tak perlu dipersoalkan. Menurutnya, soal mau atau tidak itu merupakan hak masing-masing orang. Namun demikian, ia menyarankan Pemerintah Kota Pekanbaru melalui tim vaksinasi itu nantinya dapat memberi pengertian dan arahan tentang manfaat vaksinasi.

“Sehingga mereka yang masih menolak itu mau untuk divaksin. Karena yang saya lihat banyak diantara yang menolak itu sebenarnya kurang mengerti saja dan salah pemahaman tentang vaksinasi ini,” pungkasnya. (*)