Khawatir Bakal Terjadi Gempa Susulan, Warga Mentawai Tidur di Luar Rumah

Ahad, 03 Februari 2019

Foto : 
Indragirione.com -  Setelah sempat mengungsi karena daerahnya diguncang gempa, masyarakat Kabupaten Mentawai Sumatera Barat, memang telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Namun hingga Minggu 3 Februari 2019 dini hari ini, masih ada yang khawatir gempa bakal berulang. Karena itu, mereka memilih tidur di luar rumah. 

Hal itu diakui salah seorang warga Mentawai, Yuliandi. "Kami tidak berani masuk rumah, takut nanti gempa lagi," ungkapnya, dini hari tadi.

Yuliandi dan keluarga saat ini menetap di Sikakap, Pagai Utara Selatan. Posisi rumahnya hanya berjarak sekitar 80 meter bibir laut. Sehingga kekhawatiran akan datangnya tsunami setelah gempa, masih membayangi warga di kawasan itu.

Menurutnya, tidur di luar rumah tidak hanya dilakukan keluarga. Karena warga lain di kawasan itu, juga banyak yang melakukan hal serupa. "Kita bersiaga. Mencegah hal yang tidak diinginkan," tambahnya.


Mercusuar Roboh
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat, Rumainur, memastikan tidak ada kerusakan atau pun korban akibat gempa, meski kawasan itu diguncang gempa sebanyak dua kali. Menurutnya, yang ada hanya sebuah mercusuar yang roboh.

"Korban tidak ada, juga tidak ada kerusakan. Yang ada sebuah mercusuar yang jatuh. Tapi itu sudah tua sekali. Bukan karena gempa saja, tapi memang sudah sangat parah (kondisinya)," jelasnya, dilansir detik.com.

Seperti dirilis sebelumnya, saat gempa mengguncang kawasan Mentawai pada Sabtu sore kemarin, banyak masyarakat mencari tempat aman di tempat lebih tinggi. Namun pada malam harinya, mereka sudah kembali di rumah.

Gempa sendiri terjadi sebanyak dua kali. Pertama gempa mengguncang kawasan itu dengan kekuatan 5,4 skala Richter. Beberapa menit kemudian, gempa kembali terjadi. Kekuatannya juga lebih besar dibanding gempa sebelumnya, yakni mencapai 6,1 skala Richter.

Gempa juga dirasakan masyarakat Sumbar di daerah lain. Di antaranya Kota Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Solok, Padang Pariaman dan Painan.

Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Akmal, saat gempa terjadi, masyarakat Mentawai sempat panik. Mereka kemudian evakuasi mandiri dengan pindah menuju titik aman atau daratan yang lebih tinggi. ***