Kurang Terbukanya Warga Terpapar Covid Jadi Kendala Tracing

Jumat, 22 Oktober 2021

Walikota Pekanbaru Dr Firdaus ST MT

INDRAGIRIONE.COM, PEKANBARU – Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menyayangkan masih kurang terbukanya warga yang terpapar Covid-19 dalam memberikan informasi. Kondisi inilah yang menurutnya masih menjadi kendala bagi Satgas Covid untuk melakukan tracing atau pelacakan kontak erat.

Hal itu pun menjadi salah satu faktor yang membuat Kota Pekanbaru tak bisa masuk ke Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1. Yang mana sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, hasil tracing mesti 1 banding 15.

Sementara dari hasil tracing yang dilakukan oleh Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru masih di angka 1 banding 7, atau dari satu kasus positif baru bisa dilacak sebanyak 7 kontak erat.

“Jadi, tidak mudah bagi Pemerintah Kota Pekanbaru untuk memperbanyak hasil tracing sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan 1 banding 15. Karena masyarakat yang terpapar Covid juga tidak terbuka,” ucapnya, Jumat (22/10/2021).

Selain itu, kata Firdaus, warga yang kontak erat dengan orang terkonfirmasi Covid-19 juga tak mau jujur. Padahal jika kedua belah pihak terbuka, tentu akan mempermudah kerja tim tracing guna mengambil langkah penanganan yang diperlukan.

Meski warga yang terpapar Covid dan warga yang kontak tak terbuka, lanjut dia, namun Satgas Covid-19 tidak bisa memaksa mereka untuk memberikan informasi secara jujur.

“Akibatnya, kemungkinan warga yang terpapar tentu akan lebih banyak jika hasil tracing selalu rendah. Karena bisa jadi mereka yang sudah terpapar Covid, tanpa disadari juga menularkan kepada orang lain,” tuturnya.

Untuk itu, Wako mengimbau warga Kota Pekanbaru untuk lebih terbuka memberikan informasi tentang ada kasus konfirmasi positif, baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitar lingkungannya. Sehingga tracing dapat dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru.

“Selain juga dengan terus disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) dalam kehidupan sehari-hari, seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas serta interaksi,” tandasnya. (*)