Massa 500 Orang Siap Kepung Kantor Bupati Inhil, Ada Apa?

Senin, 03 Oktober 2022

Ketua Pemuda Kuala Sebatu dan Kades Pasir Emas

INHIL,- Masyarakat Desa Kuala Sebatu dan Pasir Emas, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Inhil mengancam akan turun ke Ibukota kabupaten, untuk mengepung Kantor Bupati, jika masalah limpahan air yang diduga berasal dari perusahaan bernama PT. SAGM, tidak diselesaikan.

Diketahui, bukan hanya masyarakat di Desa Kuala Sebatu yang terancam pertaniannya mati akibat limpahan air yang menyebabkan banjir di lahan warga, namun masyarakat Desa Pasir Emas pun merasakan hal demikian.

Permasalahan tersebut dijelaskan Kepala Desa Pasir Emas, Abdurrahman. Ia menyebut, di wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir sering gagal panen, disebabkan oleh limpahan air yang diduga dari PT. Setia Agrindo Mandiri (SAGM), sehingga menggenangi lahan pertanian warganya.

"Dalam beberapa tahun ini semenjak pembuangan limpahan air dari perusahaan, hasil pertanian warga kami tidak pernah stabil, karena tidak tepat perhitungan  banjir dan musim kering tiba," jelasnya, Senin (3/10/2022).

Abdurrahman menjelaskan, terkadang bila tiba musim panen lahan akan kebanjiran, tapi kadang tiba musim tanam, air dalam keadaan kering.

"Penyakit perusahaan, jika musim kering ditutup karena sawit perusahaan tetap butuh air, tapi begitu perusahaan kelebihan air mereka buka palang sehingga melimpah ke tempat masyarakat. Kalau kita yang kelebihan air macam mana kita bisa membuangnya," tukasnya.

Harapan Abdulrahman, jika perusahaan tetap mengalirkan air ke lahan mereka, maka pihak perusahaan harus berkomitmen melakukan perawatan setiap tahun.

"Perawatannya harus sampai tuntas harus sampai ke muara, muaranya kan ke Pekan Kamis dan pintasan Pulau Palas, dan sungai itu panjang, kalau mau dekat bisa saja membuangnya di Tempuling yang lebih alternatif," tukasnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda Desa Kuala Sebatu, Hasanuddin yang sudah lebih dahulu bersuara, menyebutkan permasalahan banjir memang sudah menjadi keluhan utama bagi masyarakat, karena sudah berkaitan dengan persoalan penghasilan dan perekonomian masyarakat. 

Dengan bertambahnya kekuatan baru dari Desa Pasir Emas, membuktikan bahwa suara dari bawah betul-betul murni dari jeritan hati petani yang ingin makmur bercocok tanam seperti tahun 1990-an. 

"Dahulu Kuala Sebatu dan Pasir Emas adalah penghasil padi terbesar di Inhil, sekarang sudah jauh menurun dan bahkan bisa terancam menjadi lahan mati. Tentunya kami sebagai masyarakat tempatan tidak mau seperti itu, dan saya yakin pemerintah juga tidak mau jika tidak ada petani bercocok tanam, jadi mohon stabilkan kembali keadaan kami seperti tahun 1990an banjir yang ada hanya musiman, bukan dadakan dan mengendap seperti sekarang," tukasnya. 

"Pasir Emas bergabung menyuarakan permasalahan ini bersama kami karena posisi yang sama. Jadi ini betul-betul suara hati masyarakat yang terdzolimi," ungkapnya. 

Terakhir, Hasanuddin mengingatkan perusahaan dan pemerintah daerah untuk serius dalam menangani permasalahan ini, karena jika tidak ada respon sama sekali Ia tidak bisa lagi membendung animo masyarakat. 

"Rencananya mau minta hearing dulu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), jika tidak ada hasilnya, maka saya tidak bisa lagi membendung keinginan massa yang ingin berunjuk rasa," paparnya.

Ia memperkirakan sebanyak 500 massa dari desa Kuala Sebatu dan Pasir Emas sudah siap turun untuk mengepung kantor Bupati Inhil.

"Rata-rata yang turun ini adalah masyarakat yang terdampak. Jadi kami minta tolong kepada Pemerintah dan Perusahaan untuk menghadirkan orang-orang yang memiliki kapasitas dalam mengambil keputusan saat hearing nanti," imbuhnya.