Mencontek dan Korupsi

Ahad, 08 Desember 2019

Selviani, Dosen Ekonomi Syariah STAI  Auliaurrasyidin Tembilahan
Indragirione.com,- Mencontek dan korupsi. Kenapa kita membahas ini? Sebelumnya kita pasti kesal sama namanya korupsi apalagi bisa sampai merugikan Negara. Tahukah kita? Menurut data dari WFF (World Economic Forum) Negara kita Indonesia mendapatkan skor indeks korupsi sebesar 37 dengan skala penilaian 0-100. Jadi begini, dengan angka 100 yaitu negara yang paling bersih dari korupsi dan 0 adalah negara adalah negara yang paling kotor dari korupsi.

Kebayang ga nih? Ketika kita lagi ulangan ingin mendapatkan nilai 100 tapi kita malah mendapatkan nilai 37. Mendekati KKM saja enggak. Gimana mau lulus hampir lulus saja enggak. Nah, kebanyakan dari kita pasti kesal kenapa pemerintah masih korupsi sampai makan uang rakyat, bahkan sampai ada mahasiswa yang demo untuk menuntas kasus korupsi dan lain-lain. Padahal korupsi itu bibit-bibitnya itu sudah ada sejak kita masih jadi pelajar atau mahasiswa. Yaitu apa? mencontek.
Kita pasti sudah tahu, mencontek itu apa?.

Nah, kenapa penulis ingin mengkaitkan antara mencontek dan korupsi? Sebelumnya menurut KBBI arti mencontek itu yaitu menjiplak atau menyalin pekerjaan orang lain. Sedangkan korupsi menurut KBBI yaitu penyelewengan uang negara. Kedua perbuatan tersebut sama-sama tidak jujur dan curang. Korupsi dan mencontek sama-sama menginginkan hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal. Perbuatan yang terjadi mungkin disebabkan oleh beberapa alasan. Contohnya apa alasan kita mencontek? Dari yang penulis survey, alasannya yaitu:

1 Tuntutan nilai yang tinggi
Sekarang ini nilai tinggi dianggap sebagai anak yang pintar dan anak yang rajin. Walaupun darihasil mencontek. Kebalikannya ketika kita mendapatkan nilai yang jelek walapun tanpa mencontek dan dengan usaha kita sendiri. Tidak jarang banyak yang orang yang menganggap malas belajar.

2 Pengaruh lingkungan
Jadi ketika kita dari dulu sudah jujur, mengerjakan sesuatu selalu berusaha sendiri tanpa mencontek. Tapi ternyata faktanya dilingkungan sekeliling kita itu mencontek. Dan yang paling membuat kecewa ketika kita sudah berusaha mengerjakan sendiri dan teman-teman kita mencontek malah nilai yang mereka dapatkan lebih bagus dari kita. Tidak jarang timbul juga keinginan kita untuk mencontek. Karna nilai mereka yang mencontek lebih dihargai.

3 Belum paham materi
Materi belum paham tapi disuruh ulangan. Solusinya yaitu mencontek.

4 Tidak cukup waktu belajar
Mungkin ini hanya alasan saja. Tetapi selain itu berdasarkan yang penulis ketahui misalnya tugas kita sudah menumpuk dari guru dan dosen. Terus udah detik-detik mau ulangan dan tidak sempat belajar sekaligus belum memahami materi. Akhirnya balik lagi sama mencontek.

5 Biar tidak dapat nilai jelek
Semua orang pasti mengiginkan nilai yang tinggi. Ketika kita mendapat nilai jelek kita dianggap malas.

Jadi kesimpulannya kenapa kita mencontek? Itu karna bukan kita takut nilainya jelek, tapi karna kita takut dengan konsekuensi yang akan kita terima dari lingkungan ketika mendapat nilai jelek seperti tidak dihargai, dianggap malas, bodoh padahal kita sudah berusaha. Tapi karna tuntutan nilai kita mencontek.

Solusi bagaimana mencontek itu tidak menjadi budaya lagi dan tidak menambah bibit-bibit korupsi dimasa depan, mental-mental yang mendapatan hasil maksimal dengan usaha minimal. Gimana sih? Caranya yaitu:

1 Hargai nilai berapapun hasilnya sebesar dan sekecil apapun selama itu jujur dan jangan dianggap malas dan tidak belajar.

2 Pendidikan karekter sejak dini. Jangan berfikir kita sudah remaja kita sudah terlambat, itu tidak. Ayo teman2 dari sekrang kita ubah budaya mencontek itu. Pendidikan karekter sejak dini itu seperti misalnya dimulai dari SD, SMP, dan SMA kita bisa memberi contoh ke adik-adik kita bhawa apapun yang mereka omongin selama mreka jujur kita hargai.

3 Menurut Howard Gardner, kecerdasan itu ada delapan yaitu linguistic, matematis, spasial, musical, kinestetik, interpersonal, naturalis, dan intrapersonal. Tapi sayangnya, sekarang di Indonesia yang lebih dilihat nilai linguistic dan matematis. Padahal masih ada 6 nilai lain yang tidak dilihat dan tidak dihargai. Akhirnya ketika kita tidak mampu dibidang linguistic dan matematis ujung-ujungnya kita mencontek. Solusinya yaitu hargai semua kecerdasan apapun itu.

Lalu, wujud nyata seperti apasih yang bisa kita terapkan untuk meminimalisir budaya mencontek?
1 Melaksanakan ujian dengan jujur, sesulit apapun itu.
2 Belajar bersama teman-teman
3 Penitng juga nih teman-teman mengenali apa kecerdasan kita. Apasih kecerdasan yang kita miliki. Jangan berkecil hati ketika kita merasa tidak pinter dibidang matematis dan lingusitik. Tapi sebenarnya ada kecerdasan2 lain yang ada dalam diri teman-teman