Mendidik Generasi Alpha di Era Digital (Pengaruh dan Solusi)

Jumat, 24 Juli 2020

_Oleh Selviani, S. Pd., M. Pd._E.
Dosen STAI Auliaurrasyidin Tembilahan
Pegiat Literasi Inhil

Indragirione.com,- Ayah dan bunda, kita semua tahu kalau saat ini dunia pendidikan berkembang dengan sangat pesat. Dunia pendidikan kita dahulu berbeda jauh dengan dunia pendidikan pada saat ini. Apalagi sekarang kita sudah memasuki era industri  4.0 dan tidak lama lagi kita akan memasuki era industri 5.0. Nah, ini merupakan suatu constant challenge bagi kita orang tua untuk bisa mendidik dan membesarkan generasi alpha di era 4.0.

Mendidik generasi alpha di era sekarang membutuhkan orang tua yang hebat dan bijak yang melek literasi. Terutama literasi digital. Para orang tua saat ini, harus melakukan research dengan banyak membaca dan melakukan pengawasan yang menyeluruh terhadap dampak teknologi bagi anak-anak. Artinya pada penggunaan tekhnologi  harus pas dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Tidak terlalu full on gadgets tetapi juga tidak ketinggalan pemanfaatannya. Dalam hal ini, orang tua harus mengetahui dan bisa memilih konten yang sesuai untuk anak dan harus memberikan dampak positif, baik secara jasmani dan rohani bagi anak.

Sebetulnya bagaimana sih baiknya? Apa sih dampaknya bagi anak? Apa yang dipengaruhi oleh pemakaian gadget? Bagaimana kita sebagai orang tua harus menyiasatinya? Seperti yang kita ketahui, kita tidak bisa lepas dari gadget karena kita hidup di era digital.

Saat ini kita sebagai generasi milenial di usia 23-37 tahun mempunyai anak-anak baik generasi Z maupun generasi alpha. Bahkan kita secara tidak sadar sering melakukan yang namanya elektronik parenting. Misalnya anak kita menangis, kita tinggal berikan HP dan anak otomatis langsung diam dan lain sebagainya. Cara instan agar anak tidak menangis yang di kemudian hari banyak memberikan pengaruh buruk bagi perkembangan anak.

Menurut dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, gadget memiliki pengaruh buruk terhadap tumbuh kembang anak baik fisik dan mental, di antaranya:
1. Penurunan perkembangan otak.
Pada lima tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang sangat pesat. Hasil studi menunjukkan bahwa anak yang terlalu sering bermain gadget akan mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan anak menjadi kurang perhatian terhadap lingkungan sekitar.

2. Bahaya radiasi
Hasil penelitian di Universitas Leeds, Nottingham, Universitas Manchester dan Institute of Cancer di London menyatakan bahwa saraf anak yang masih berkembang dan tulang tengkorak masih tipis, membuat anak rentan terkena radiasi ponsel. Penggunaan ponsel di dekat kepala dikhawatirkan akan menghancurkan sel otak anak.

3. Penurunan kemampuan interaksi sosial
Penulis buku Brain: Surviving The Technological Alternationf of the Modern Mind, dr Gary Small mengatakan anak-anak yang menghabiskan waktu terlalu banyak dengan teknologi, akan mengurangi interaksi dan mengganggu keterampilan komunikasi.

4. Merusak penglihatan
Hasil peneltian menunjukkan bahwa anak yang kecanduan bermain gadget lebih mungkin mengalami gangguan pada mata mereka.

5. Kurangnya minat bermain di alam terbuka.
Hal ini dikarenakan mereka terbiasa menatap layar gadget setiap harinya dan tidak tertarik dengan interaksi fisik. padahal menurut WHO aktivitas anak di luar (outdoor) minimal 60 menit sehari. Kalau tidak bisa mempengaruhi adaptasi dan sosial anak.

6. Tempramental
Akibat berinteraksi dengan gadget berjam-jam bisa menyebabkan anak menjadi agresifitas dan tantrum.

Lalu timbul pertanyaan. Berapa lama anak boleh menatap layar gadget? Dalam penelitian terbaru yang dirilis badan kesehatan dunia (WHO), lama waktu menatap layar bagi anak adalah 1 jam perhari. Namun pembatasan ini juga harus disesuaikan dengan usia anak.

1. Anak usia di bawah 2 tahun disarankan sama sekali tidak diberi akses pada gadget. Jika diperlukan, anak usia diatas 1,5 tahun dapat mengakses gadget tidak lebih dari satu jam perhari dengan didampingi orang tua.

2. Anak usia 2-5 tahun disarankan mengakses gadget hanya 1 jam perhari, itu pun sebaiknya program yang mendidik.

3. Untuk usia 6 tahun ke atas, sebaiknya tetapkan durasi khusus yang disepakati bersama. Misalnya, anak hanya bisa mengakses gadget pada akhir pekan atau maksimal 2 jam perhari.

Yang perlu ayah dan bunda tekankan, waktu mengakses gadget ini bukan hanya untuk mengakses smartphone atau tablet saja. Tetapi juga termasuk menonton TV dan komputer. Tentu tidak mudah menerapkan ini semua di era digital, tapi kita harus berusaha. Lalu seperti apa sebaiknya konten yang sesuai dengan usia anak?

Anak usia 2-5 tahun boleh mengakses gadget, tetapi hanya dibatasi untuk tontonan anak dibawah 5 tahun  hanya 1 jam setiap harinya. Dan itu harus yang bersifat edukasi dan merangsang perkembangan motorik. Kalau anak yang berusia 5-12 tahun, diperbolehkan 1-2 jam perhari. Dan biasanya wawasan edukasi seperti Discovery Channel, National Geography, atau program tayangan di Trans 7 seperti Si Bolang, Leptop si Unyil, dan Dunia Binatang. Jika di atas usia sudah 13-18 tahun dibatasi 2 jam perhari saja. Dan itu pun tidak mengandung unsur kekerasan dan pornografi.

Solusinya bagi orang tua pada generasi milenial, supaya kita dapat mencapai tumbuh kembang generasi Alpha yang maksimal, kita bisa berusaha melakukan hal-hal seperti ini:
a. Berikan contoh dan teladan
Jadilah teladan yang baik. Caranya orang tua juga harus membatasi penggunaan HP di depan anak. Jika kita bersama anak, kita harus berinteraksi penuh bersama anak.

b. Harus tega dan tegas
Harus disiplin. Terkadang orang tua jika anak menangis langsung tidak tega dan memberikan HP biar anak berhenti menangis. Kita orang tua harus komitmen, dan bisa mencari alternatif pengganti.

c. Ajak bermain
Berikan anak aktifitas fisik, aktifitas di luar ruangan, mengenali lingkungan dan berinteraksi dengan orang lain. Agar anak tidak menjadi generasi yang cuek.

d. Sediakan mainan-mainan edukatif sesuai dengan usia anak, seperti:
1. 0-1 tahun, bermain cilukba, bernyanyi, meniru, dan permainan menggambar

2.  1-3 tahun, memasukkan dan mengeluarkan benda, membacakan dongeng. memilih dan mengelompokkan benda, dan memilih pakain

3. 3-5 tahun, menyusun balok, masak-masakan, petak umpet, dan puzzle

Nah, kita sebagai orang tua harus memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kita berikan. Waktu kita adalah yang paling berharga dan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak dengan tetap berlandaskan pada family values, agama, tata karma, norma, dan adat istiadat. Karena generasi alpha ini akan menjadi generasi penerus dari generasi sebelumnya untuk mendukung kemajuan negara dan bangsa kita.