Mengembalikan Dunia Anak Yang Tertukar

Ahad, 10 November 2019

Indra bangsawan M. Pd
Dosen PIAUD STAI Auliaurrasyidin Tembilahan
Indragirione.com, - Bermain merupakan kebutuhan pokok anak dalam hidupnya, tanpa bermain dalam sehari ia akan merasa ada yang kurang.  aktivitas bermain sangat menyenangkan bagi anak, tentunya  bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak memiliki dunianya sendiri yang berbeda dengan dunia orang dewasa, oleh karena itu, janganlah sekali-kali melarang anak-anak bermain dan terus-menerus memaksa mereka untuk belajar, karena dengan melarang mereka bermain dan memaksanya untuk belajar akan mematikan hatinya, melemahkan kecerdasannya, merusak moodnya dan  menyempitkan hidupnya.

Bermain membuat anak menikmati dunianya yakni dengan memberikan kebebasan untuk melepaskan emosinya,  seiring dengan kemajuan iptek, tanggung jawab keluarga  dalam memberikan kebebasan harus selektif agar anak-anak tidak kehilangan jati dirinya  yang identik dengan aktivitas bermain. Sehingga harus ada batas-batas yang tegas tentang ruang mana saja yang boleh dimasuki oleh anak-anak, agar ada filter terkait hal-hal yang boleh dan tidak boleh diakses oleh anak-anak.



Semua fasilitas yang disediakan para orangtua seperti fasilitas internet dan kebebasan pengunaan HP membuat anak menemukan keasyikan di dunia baru seperti: play station, game online, lagu-lagu k-pop yang hits, instagram,  whatsapp, facebook dan film tv yang menayangkan kisah orang dewasa dan tidak patut untuk menjadi teladan bagi anak-anak. ketika semua dilakukan tanpa kontrol dan cenderung membiarkan sang anak menikmati dunia barunya sehingga
Anak-anak terpapar dampak negatif seperti; krisis akhlak, krisis iman dari konten-konten video porno dan sebagainya.

Siapa yang hendak kita salahkan, kini kita temui banyak anak-anak yang harus berperan layaknya orang dewasa, fase kehidupan anak-anak yang seharusnya penuh dengan suasana riang dan gembira kini sudah tidak didapatkannya lagi karena tergelincir ke dunia orang dewasa yang merenggut dunianya. Barangkali benarlah dikatakan para pakar, janganlah kalian mencabut dunia bermain anak anak terlalu cepat, jika itu dilakukan maka akan didapatkan dunia orang dewasa yang ke kanak- kanakan.

Lingkungan sekolah dan masyarakat harus ikut membantu mengarahkan anak-anak agar dunia  mereka tak direngut oleh dunia orang dewasa yang belum layak untuk dikonsumsi oleh anak, dunia anak-anak kita memang telah tertukar. Bisa jadi orangtua melakukannya tanpa pernah menyadarinya bahwa apa yang dilakukan tanpa memberi batasan tersebut sesungguhnya membawa sang anak melampaui batas dunianya. jangan sekali-kali memaksa anak keluar dari dunianya dengan memaksa mereka memasuki dunia yang belum mampu ia masuki. Ada saatnya anak-anak keluar dari dunianya sendiri yang di mana pada saat ia mulai beranjak dan tumbuh dewasa.

Anak bukanlah miniatur orang dewasa, mereka  kecil ,tergantung, dapat dipercaya unsur yang di butuhkan anak terjadi dari perjalanan waktu antara bermain dan permainan serta pengalaman. untuk itu para ayanda dan ibunda tolong selami mereka bahwa dunia mereka dunia bermain yang berkesinambungan, yang harus kita ingat adalah
cara belajar anak adalah bermain seraya belajar , belajar seraya bermain namun bukan berarti membiarkan dunia mereka dirasuki dengan dunia orang dewasa.

Semoga bermanfaat.