Menumbuhkan Rasa Empati kepada Generasi Muda

Sabtu, 29 Februari 2020

Aulia Rahuma M Pd Dosen STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Indragirione.com,- Bullying atau kekerasan yang terjadi antar siswa di sekolah saat ini merupakan masalah yang banyak ditemui diberbagai tempat di dunia termasuk di Indonesia.

 

Generasi muda adalah generasi yang akan meneruskan ke arah mana Negara tersebut akan dibawa ke depannya. Seseorang yang melakukan bullying merupakan orang yang memiliki kebiasaan dan mendominasi terutama terhadap orang yang lemah.

 

Mereka yang percaya diri dengan kemampaun dan kekuasaan yang dimilikinya akan dominan melakukan perilaku tersebut. Terkadang beberapa hal yang mendukung perilaku tersebut adalah pihak sekolah yang menutup mata dengan masalah ini. Hal inilah yang menyebabkan masih banyaknya terjadi bully di sekolah.

 

Perilaku Bullying merupakan suatu tindakan yang bersifat kekerasan, berperilaku kejam dan mendominasi dari orang lain sehingga dapat menyebabkan ketidaknyamanan maupun psikologis terhadap orang lain dengan perilaku agresifnya.

 

Perilaku Bully semakin marak terjadi terutama dilakukan dikalangan pelajar atau siswa. Hal ini biasanya terjadi pada siswa yang merasa dirinnya mendominasi dilingkungan sekolah dan berada pada tingkatan yang tinggi di sekolah seperti seorang senior diantara junior-juniornya dan merasa berkuasa atas segala hal.

 

 Hal ini semakin marak terjadi karena:

1. Merasa berkuasa

Sikap merasa berkuasa biasanya dilakukan oleh senior di sekolah kepada juniornya karena ia merasa perlu untuk dihargai sebagai bentuk hormatnya junior kepada senior yang seharusnya tidak perlu dengan kekerasan. Sikap ini yang saat ini marak terjadi di kalangan remaja. Tidak hanya antara senior dan junior tetapi ketika adanya pengelompokan di dalam satu kelas dan terdapat kelompok yang mendominasi maka perundungan pun mudah terjadi. 

 

2. Kurang perhatian dari keluarga

Seorang anak akan melakukan kekerasan bukan karena ia merasa berkuasa namun ada saat dimana ia butuh perhatian dari keluarganya namun tidak didapatkannya. Sehingga dengan kejadian ini membuat sang anak merasa perlu ada yang memperhatikannya tetapi cara untuk mendapatkan perhatian itu dilakukan dengan tindakan yang salah seperti membully teman sebaya atau teman yang dianggapnya lemah dengan tujuan setelahnya mendapatkan perhatian dari guru yang ada disekolah maupun orang tua di rumah. 

 

3. Pola asuh keluarga

Seseorang melakukan kekerasan karena pola asuh dari keluarganya yang tidak baik. seperti seorang ayang biasanya mendidik anak di rumah dengan menggunakan kekerasan walau kesalahan yang dilakukan tidak begitu berarti namun orang tua selalu melakukan kekerasan kepada anak sehingga ia terekam didalam benaknya jika apapun yang terjadi dengan dirinya, ada orang yang bersalah dengannya ia hanya bisa langsung bertindak keras terhadap orang tersebut. Hal ini akan menyebabkan terjadinya ketidak harmonisan antar pertemanan sang anak pada lingkungan bermainnya karena oran lain merasa tidak nyaman bahkan terancam. 

 

Maraknya perbuatan bullying di sekolah tentunya harus segera diatasi secara bersama dari berbagai pihak seperti keluarga, sekolah maupun pemerintah melalui lembaga yang melindungi anak. Keluarga harus memperhatikan lagi bagaimana perilaku anak di sekolah dan harus peka terhadap perilaku yang ditunjukan anak saat di rumah.

 

Anak yang mendapatkan perlakuakn buruk dari temannya akan merasa berkecil hati dan tidak percaya diri terhadap apa yang akan dilakukannya. Dengan begitu orang tua harus memperhatikan anaknya agar perundungan tidak terus menerus terjadi dan menimpa anaknya.

 

Sebagai lembaga sosial, sekolah tentu berperan penting dalam mengatasi terjadinya perundungan di sekolah. Hal ini dapat diwujudkan dengan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama diantara siswa. 

 

Empati merupakan sebuah perasaan yang dapat mengerti atau memahami apa yang dirasakan orang lain secara emosional. Dengan menumbuhkan rasa empati maka diharapkan siswa tidak adalagi yang merasa berkuasa dan merasa rendah hati. Agar terjadinya kesetaraan di dalam kelas. Oleh karena itu guru di sekolah sebagai pendidik harus mampu menanamkan nilai karakter kepada siswa agar siswa dapat berperilaku sesuai dengan harapan bangsa dan negara yaitu sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat.