Milenial Penentu Kualitas Demokrasi dan Pembangunan

Ahad, 06 Februari 2022

INHIL,- Momen Milad Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang ke-75, yang dilaksanakan Pengurus HMI Cabang Tembilahan di gedung Engku Kelana dalam agenda Dialog interaktif dengan tema "Gerakan Milenial untuk Generasi Bermartabat".

Ahmad Tamimi sebagai Anggota Bawaslu Kabupaten Indragiri Hilir diundang dan menyampaikan beberapa paparan konsep dan pokok pikirannya terkait dengan demokrasi dan segala permasalahannya, komunitas milenial dan juga segala permasalahannya. 

Menurutnya, konsep milenial di Indoensia antara tren yang dipahami publik dengan apa yang dipahami oleh para pakar demografi banyak perbedaan tentang rentang usia milenial sehingga kadang biar data. Namun pada kesempatan itu ia berkesimpulan Milenial konteks zaman ini adalah gabungan generasi Y dan Z dalam kisaran usian 17 -40 tahun.

Andai pendekatan ini yang kita gunakan maka demografi milenial dalam Daftar Pemilih Tetap 2019 saja bisa mencapai 65% bahkan bisa lebih. Dari total DPT Pemilu 2019 yaitu 129. 828.250. Rentang usia 20-40 tahun saja sudah mencapai total 103.752.226. 

Oleh karena itu, ia memandang demografi milenial sangat sangat berkaitan erat dengan perkembangan demokrasi Indonesia, dimana dalam konteks demokrasi elektoral posisi mereka sangat menentukan.

Jika partisipasi demokrasi prosedural dan demokrasi liberasi mereka dapat maksimal diperankan maka akan dapat meningkatkan gelombang demokrasi dari masa transisi, konsolidasi seperti posisi Indonesia saat ini ke Pematangan demokrasi, seperti yang digambarkan oleh Samuel P. Huntington

Peran ini sungguh penting mengingat hasil rilis the economist intelligence Unit tahun 2019, bahwa Indeks demokrasi Indonesia saat ini berada pada angka 6,48% yaitu pada urutan ke 64 dari 167 negara. Artinya wajah demokrasi Indonesia memburuk selama 10 tahun terakhir. Oleh karena itu peran milenial untuk pematangan demokrasi perlu diperhatikan.

Pada kesempatan itu ia menyampaikan pentingnya kerjasama untuk memaksimalkan demografi ini karena ini adalah modal besar kita dalam membangun Indoensia lebih baik dengan fokus membangun kesadaran Politik kaum milenial dengan agenda pendidikan politik. Karena sesungguhnya demokrasi itu mengharuskan adanya pemilu dan pemilu dan demokrasi menharuskan adanya pendidikan politik agar demokrasi yang dilaksanakan tidak sebatas prosedural tapi juga subtansial.

Sebagai Penyelenggara disela-sela kosong tahapan kami juga membuat sekitar 16 item program dari Baswaslu sebagai program inovasi Bawaslu dalam agenda pendidikan politik, menyentuh kelompok-kelompok masyarakat. Sekolah dari SD sampai perguruan tinggi, kelompok arisan, yasinan, Organisasi wanita, masjid mushallah pada momen hari jumat dan peringatan hari besar Islam. Dan juga tokoh masyarakat termasuk partai politik. 

Beberapa agenda ini harapan kedepan ialah terbangunnya sinergisitas dan kesepahaman tentang cara bernegara dan berbangsa yang baik, terutama bagaiaman bisa berpartisipasi secara berkualitas dalam pemilu. Selaku juga alumni HMI, ia juga perpesan agar HMI rutin menyuarakan hal ini bahwa pentingnya peran milenial dalam membangun Indonesia, oleh karena itu milenial harus melek politik, terutama politik moralnya yaitu menjadikan sebagai kegiatan membangun untuk masyarakat bermartabat, karena dalam politiklah segalanya ditentukan. Ungkapnya