Pemkab Kampar Percepat Turunkan Angka Stunting

Selasa, 03 Oktober 2023

INDRAGIRIONE.COM, PEKANBARU - Pj Bupati Kampar diwakili Pj Sekda Kampar Hj Ramlah SE MSi menghadiri kegiatan Project Exposure dalam Penguatan Komitmen dan Strategi Keberlanjutan Program Kemitraan Pendampingan Teknis dan Advokasi untuk Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Riau di Pekanbaru, Selasa (3/10/2023).

Usai kegiatan tersebut, Pj Sekda Kampar menyampaikan bahwa di Provinsi Riau ada empat kabupaten yakni Kampar, Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti mendapatkan pendampingan teknis dan advokasi untuk percepatan penurunan stunting dari PT RAPP, Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta.

Pendampingan itu dalam penyusunan dokumen Strategi Komunikasi Perubahan Prilaku (SKPP) serta melatih tim teknis dalam melaksanakan delapan aksi konvergensi.

"Dengan dilakukan program pendampingan ini kondisi pravalensi stunting yang awalnya sebesar 25,7 persen berkurang sebesar 11,2 persen. Sehingga kondisi saat ini menjadi 14,5 persen," ujar Hj Ramlah didampingi Kepala Dinas PPKBP3A, Edi Aprizal. 

Ditambahkan pj sekda, melalui pendampingan tersebut sudah tersusun draft dokumen SKPP dan draft dokumen perbup terkait SKPP. Kemudian sudah ada tenaga terlatih untuk memfasilitasi pendampingan bagi pelaksanaan delapan aksi konvergensi dan SKPP.

"Selanjutnya sudah ada upaya peningkatan kapasitas bagi SDM pelaksana SKPP dan konvergensi melalui lokalatih oleh tenaga terlatih dari provinsi dan kabupaten," jelasnya.

Selain itu, dengan adanya pendampingan strategi komunikasi ini mampu meningkatkan keterampilan, partisipasi dan kerja sama semua OPD dan TPPS dalam aksi konvergensi dan implementasi komunikasi perubahan prilaku untuk dan percepatan penurunan stunting.

Sementara Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution menyampaikan, berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 adalah sebesar 17 persen. Lebih baik dibandingkan tahun 2021 sebesar 22,3 persen.

Berdasarkan pelaporan aksi konvergensi 31 Desember 2022 dan hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022 bahwa saat ini Riau memiliki 16.422 ibu hamil, 11.014 balita yang terindikasi stunting dan sebanyak 389.030 keluarga beresiko stunting.

Dengan data tersebut maka intervensi kepada balita, ibu hamil dan keluarga beresiko stunting menjadi prioritas dalam mencegah lahirnya balita stunting baru.

"Hal ini harus menjadi perhatian kita semua baik di provinsi maupun seluruh kabupaten/kota agar merapatkan barisan dan menyusun strategi yang tepat supaya target zero stunting baru di Provinsi Riau dapat terwujud," ujar wagubri. (Adv)