Pendaftar Seminar Virtual Budaya Melayu LAMR Membludak

Ahad, 07 Juni 2020

Indragirione.com, Pekanbaru – Di luar perkiraan, Seminar Virtual Pendidikan Budaya Melayu di Lingkungan Keluarga yang akan diselenggarakan oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) sempena Milad ke-50 tahun lembaga ini, diminati khalayak ramai. Bahkan pendaftar yang ingin ikut serta dalam kegiatan membludak. 

Menurut Ketua Panitia Milad Emas 50 Tahun LAMR Datuk H Taufik Ikram Jamil, dari 200 orang peserta yang ditargetkan, ternyata yang mendaftar mencapai 500 orang. Mereka tidak saja berasal dari Riau, tetapi juga dari berbagai tempat di Sumatera, Jakarta, Jawa Barat, bahkan Malaysia dan Singapura.

“Acara itu sendiri dilaksanakan Senin (8/6/2020) yang akan dibuka oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar,” jelas Datuk Taufik Ikram Jamil didampingin Koordinator Seminar Virtual Pendidikan Budaya Melayu Riau Datuk Yoserizal Zen, Ahad (7/6/2020) petang.

Datuk Taufik mengatakan, seminar itu merupakan satu dari empat kegiatan sempena Milad Emas 50 tahun LAMR. Sebelumnya, Sabtu (6/6), dilaksanakan Doa Virtual Setengah Abad. Menyusul setelah seminar virtual itu adalah Pencanangan Gerakan Jaga Kampung (9/6) dan Dialog Virtual Kedaulatan Adat (10/6).

Seminar Virtual Pendidikan Budaya Melayu ini sejalan dengan pendidikan budaya Melayu Riau di sekolah yang telah dilaksanakan dari tahun ke tahun dengan berbagai persoalan.

Pembentukan karakter siswa dalam hal ini khususnya ke-Melayu-an meniscayakan sinergi antar penanggungjawab utama pendidikan seorang anak (ekosistem pendidikan dan kebudayaan), yang melibatkan keluarga dan lingkungannya, selain sekolah.

Banyak faktor yang menyebabkan ekosistem tersebut dewasa ini tidak berjalan sebagaimana diharapkan. Diantaranya perubahan-perubahan sosio-kultural, sumber-sumber pengetahuan dan pengalaman, serta orientasi kehidupan aktual yang terjadi di tengah keluarga dan masyarakat kita sekarang ini.

Tidak hanya di kawasan perkotaan, tetapi juga sudah meluas sampai ke kawasan perkampungan yang selama ini dianggap sebagai titik-titik penanda keragaman kehidupan kultural bangsa kita.

“Kita coba mencari titik temu untuk kembali merekat unsur eksosistem pembentukan karakter siswa dalam ke-Melayu-an itu,” kata Taufik.

Tiga orang pembicara diharapkan dapat memancing cakrawala untuk tujuan yang dimaksud. Mereka adalah  Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri H Al Azhar dan Rektor Universitas Lancang Kuning, Datuk Dr Junaidi.

Seminar ini berangkat dari keprihatinan tentang keterputusan hubungan antara lingkungan sekolah dan keluarga/masyarakat dalam ekosistem pendidikan dan kebudayaan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan tujuan penguatan karakter dan pengkaryaan yang bersumber dari nilai-nilai dan kearifan Melayu Riau.

Dari seminar ini diharapkan lahir pemikiran-pemikiran bernas untuk agenda membangun kembali kesadaran berjati diri di kalangan anak-anak bangsa guna memperkuat peran aktif dan kreatifnya dalam dinamika global.

Tak hanya seminar, lanjut Taufik, kegiatan ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan semiloka yang secara teknis dapat melahirkan piranti pendidikan budaya Melayu di tengah keluarga itu. “Jadi, pendidikan budaya Melayu tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah saja, tetapi juga keluarga,” ujarnya. (*)