Pengaruh Aliran Teologi yang Dianut dalam Menyikapi Wabah Corona

Kamis, 19 Maret 2020

Raja M Kadri

Oleh: Raja M Kadri
Indragirione.com,- Setelah menyerang beberapa negara, wabah virus corona sekarang mulai menyerang Negara Indonesia.

Pemerintah mengeluarkan himbauan agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah, menghindari kontak fisik dengan orang lain dan menjauhi tempat-tempat perkumpulan orang banyak.

MUI pun sebagai lembaga tertinggi yang menjadi rujukan umat Islam dalam setiap masalah keagamaan, sudah  membuat keputusan terkait masalah keagamaan terutama beribadah dalam keadaan wabah corona ini.

Ditengah himbauan pemerintah dan keputusan fatwa MUI terkait dengan wabah virus corona ini, kita melihat ada dua sikap yang ditampilkan oleh masyarakat dalam menyikapi wabah corona ini. 

Hal ini jika dilihat dari kacamata agama ada keterkaitan antara sikap masyarakat dalam menyikapi wabah corona ini dengan aliran teologi yang dianut dalam Islam.

Pertama, sikap masyarakat yang menyerahkan sesuatu kepada Tuhan tanpa disertai dengan usaha/ikhitiar. Jika dilihat dari pandangan teologi Islam, sikap mereka ini mirip dengan paham aliran teologi Jabariah. Mereka berkeyakinan bahwa semua terjadi karena kemauan Tuhan, kita sebagai makhluk tidak bisa berbuat apa-apa.

Kedua, sikap masyarakat yang berserah diri kepada Tuhan juga, tetapi didahului oleh usaha dan ikhtiar untuk menghindarkan diri dari kemudharatan. Sikap seperti ini merupakan sikap orang-orang yang menganut paham aliran teologi Asyariyah.

Kedua sikap masyarakat ini, dalam sejarah umat Islam bukanlah hal yang baru. Umar bin Khattab khalifah kedua setelah Abu Bakar pernah dihadapkan oleh kondisi wabah penyakit menular, dan beliau memilih bersikap untuk menghindar sebagai bentuk usaha ikhtiarnya terhadap takdir Tuhan.