Peranan Keluarga dalam Pendidikan Anak di Masa New Normal

Ahad, 19 Juli 2020

Dr. Masriani Muhammadin M.Pd.I

Ketua Prodi Pgmi STAI Auliurrasyidin Tembilahan-Riau

 Indragirione.com,- Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa keluarga merupakan kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu gabungan yang khas,  berkehendak untuk bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk kemuliaan  semua anggota. Secara psikologis keluarga merupakan unit dari kepribadian orang yang berinteraksi.

Keluarga sebagai suatu unit sosial yang berisikan bapak, ibu, dan anak-anak, tinggal bersama dalam suatu tempat tinggal.

Dalam UU No. 20/2003  pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, demikian pula tentang kewajiban orang tua terhadap pendidikan anak di atur dalam UU No 20/2003 pasal 7.

Menurut pakar pendidikan, William Bennett keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit bagi institusi-institusi untuk menjalankan fungsinya. 

Pendidikan adalah sesuatu yan mutlak dalam kondisi apa pun karena pendidikan sejalan dengan  kehidupan, maka nilai nilai positif dapat di tanamkan melalui pendidikan, dan diselengaaraka oleh banyak pihak dalam kondisi apapun diantaranya pendidikan yang dilakukan oleh keluarga, demikian juga pada masa New Normal ini Ada beberapa peran keluarga dalam pendidikan anak  pada masa ini.

 

1. Menjadi Guru

Masa New Normal anak tidak menemukan guru yang mengajar dengan sisitem tatap muka   yang bertugas memberikan materi materi belajar pada waktu yaang ditetapkan tapi mereka akan menemukan anggota keluarga nya menjadi gurunya.

Dimana  mulai anak  membuka mata. Maka keluargalah yang membantu menjelaskan apa yang anak lihat,  menjelaskan apa itu New normal, dan menjelaskan apa yang harus dilakukan nya dan mengapa itu harus dilakukan. Demikian juga dalam hal memberikan materi pelajaran dari sekolah maka orang tua dan keluarga akan berperan menjadi guru pendamping.

 

2. Menjadi Teman

Jadilah teman mereka dalam mengenal  lingkungan dan belajar. ketika dirumah kita perlu menerima kelemahan anak kita sendiri. Artinya jangan kita melecehkannya karena kelemahannya memahami kelemahannya dan membantu apa yang menjadi kebutuhan nya untuk mengurangi kesulitannya. Kita bersama dengan anak-anak  menikmati kesukaannya. Contoh kesukaan anak akan lagu-lagu modern. Hal lainnya lagi kita bisa bermain bersama anak, misalnya berfantasi, main masak-masakan, main boneka dsb. 

 

3. Menjadi Hakim

Hakim disini dimaksudkan bahwa mereka harus bisa membantu menentukan hal yang anak-anak tidak mengerti atau tidak ketahui. Terutama demi kebaikan anak tersebut dan orang banyak. Selain itu, ada juga hal yang paling fatal jika peranan ini tidak dilaksanakan, dimana anak mungkin tidak tahu dengan jelas mana hal yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan oleh keluarga. Terkadang menjadi hakim merupakan hal utama yang dibutuhkan anak dalam sebuah keluarga