Profil Kajari Inhil Pernah Tangani Kasus Besar, Ada Nama Zumi Zola Hingga Akil Mochtar

Kamis, 28 Juli 2022

Kajari Inhil, Rini Triningsih. Kanan (Zumi Zola)

INHIL,- Siapa yang tak kenal dengan sosok wanita yang menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Rini Triningsih, SH. MHum. Ia lahir di Klaten, 16 Agustus 1972. 

Rini, tampak selalu aktif dan happy fun menjalani kebersamaan dengan staff dan pegawai kejaksaan yang dipimpinnya. Namun Ia akan serius jika sudah menangani kasus hukum diwilayahnya. 

Bukan hanya aktif bersama bawahannya, Rini juga kerap terlihat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Inhil dalam beberapa momen acara. 

Ditelusuri dari jenjang pendidikannya, anak dari seorang ayah Purnawirawan Kepolisian dan ibu seorang guru ini mengenyam pendidikan jenjang SD hingga SMA di tanah kelahirannya, Klaten. 

Ia lulusan Strata 1 Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 1995. Dan Strata 2 Fakultas Hukum di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, lulus dua tahun setelahnya.

Sebelum melanjutkan pendidikan Strata 2 di UGM Yogyakarta, Rini ternyata terlebih dahulu mengikat karir di instansi Kejaksaan. Ia diterima dan bekerja di Staff TU Kejaksaan Negeri (Kejari) Sragen melalui jalur lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 1996 hingga 1999.

Usai lulus dari UGM Yogyakarta dan selesai mengabdi di Kejari Sragen, Rini kemudian melanjutkan karir di Kejati Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (1999-2001), di Kejari Yogyakarta sebagai Jaksa Fungsional (2001-2009), lalu kembali lagi ke Kejati DIY sebagai Jaksa Fungsional (2009-2011), di KPK sebagai Jaksa Fungsional (2011-2019), di Kejati Bali sebagai Koordinator (2019-2020).

Dan Agustus 2020 hingga saat ini, Rini Triningsih menjabat sebagai Kepala Kejari Inhil.

BEBERAPA KASUS BESAR DITANGANI RINI TRININGSIH

Sepak terjang Rini Triningsih di Kejaksaan juga terbilang mentereng dalam menangani kasus-kasus besar. Diantaranya, Ia pernah menangani kasus Korupsi Rehabilitasi Pasca Gempa Yogyakarta tahun 2007, inkrah. 

Rini juga pernah menangani kasus Korupsi gratifikasi yang jarang terjadi pada saat itu. Dengan tersangka mantan Kepala Dinas Pendidikan di Bantul, Yogyakarta tahun 2011, inkrah. 

Kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) pertama, mantan anggota DPR RI, Wa Ode Nurhayati, tahun 2012, inkrah.

Bahkan saat menjabat sebagai Jaksa di KPK, Rini menangani kasus suap Impor Daging yang melibatkan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan rekannya Ahmad Fathanah, tahun 2013, inkrah.

Kasus suap Mantan Bupati Empat Lawang, Sumatera Selatan, Budi Antoni bersama istri, tahun 2015, inkrah.

Kasus sengketa Pilkada TPPU yang menjerat mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, tahun 2018, inkrah.

Setelahnya, giliran mantan Gubernur Jambi, juga seorang entertainment, Zumi Zola tahun 2018, inkrah. Dan banyak lagi kasus-kasus besar sebelumnya yang sudah ditangani Rini.

Rini menuturkan selama menjabat di instansi KPK, banyak ilmu yang Ia dapat, terutama ilmu teknik penyidikan. Sebab ruang lingkup KPK dalam bidang hukum sangat luas. Rini bahkan menyatakan ilmu yang didapatkan tersebut diterapkan hingg saat ini.

KELUARGA FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PEREMPUAN DALAM BERKARIR

Terlepas daripada itu, bagi Rini Triningsih, keluarga adalah faktor pendukung utama dirinya yang seorang perempuan untuk berkarir, hingga menjadi seorang pemimpin, di luar urusan rumah tangga.

"Faktor utama seorang perempuan untuk berkarir hingga menjadi seorang pemimpin adalah keluarganya sendiri. Tanpa adanya dukungan dari keluarga, seorang wanita akan kesulitan juga," paparnya.

"Kesetaraan gender itu memang harus diterapkan, perlu adanya peran dari perempuan, emansipasi, bukan hanya peran laki-laki saja, karena perempuan ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh laki-laki, begitu juga sebaliknya. Jadi perempuan in lebih teliti, lebih bisa multi tasking, fleksibel dalam dua pekerjaan. Dalam tubuh Kejati Riau sendiri ada 3 perempuan yang memimpin di Kejari Kabupaten/Kota," tuturnya.

Tidak terlepas dari itu, menurutnya, seorang wanita harus memiliki kapabilitas, lulus seleksi, kredibilitas dan integritasnya sudah teruji. Wanita ketika memilih dunia karir pasti sudah siap dan memikirkan dengan matang. Siap dengan konsekuensi yang dihadapi, siap dengan keadaan keluarga nantinya.

"Pesan saya terhadap perempuan yang memilih dunia karir, pertama harus memiliki semangat yang kuat untuk menjadi yang terbaik demi mencapai prestasi, efeknya juga agar tidak dianggap remeh oleh orang lain. Kedua, belajar dengan giat. Ketiga yang terpenting hidup dengan normal baik itu di rumah dan dikantor. Jika dirumah, perempuan tetap posisinya mendampingi suami, bukan sebagai pemimpin dalam rumah tangga," jelas Rini.

Rini berpendapat, seorang wanita yang sudah memilih untuk belajar di instansi pendidikan adalah wanita yang siap untuk berkarir. Semua itu pilihan, sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh. Jika wanita itu lulus kuliah dengan biaya yang mahal, sayang sekali tidak menerapkan ilmu yang didapatkan dengan mengabdi sesuai dengan bidang keilmuan.

"Dan terpenting, harus membalas jasa orang tua yang telah berkontribusi besar terhadap jenjang pendidikan yang sudah ditempuh. Sukses dalam berkarir hingga membahagiakan kedua orang tua, menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang wanita," kata wanita yang sudah memiliki 3 anak putri ini.

Di ruang publik, perempuan juga diberi kebebasan dalam berpendapat. Rini menyatakan suara suatu pendapat itu bukan dilihat siapa yang berbicara tapi apa isi yang dibicarakan. 

"Kalau berbicara tapi tidak ada dasar hukumnya, tak akan dipakai. Tapi meskipun yang berbicara adalah seorang perempuan namun berbobot, masuk akal dan memberikan solusi, saya yakin pendapat perempuan tersebut lah yang digunakan,".  

Kejari Inhil juga memiliki program terkait kesetaraan gender. Program unggulan adalah jaksa masuk sekolah. "Kebetulan ada 2 jaksa perempuan di Kejari Inhil, ya memang saya libatkan juga dalam kegiatan tersebut, agar mindset anak-anak sekolah perempuan juga bisa menjadi jaksa. Begitu juga program jaksa menyapa,".

Menurut Rini, kesetaraan gender dalam tubuh Kejari Inhil sudah optimal. "Saya rasa begitu juga di tiap OPD, seperti di Dinas Sosial, Inspektorat, BPJS kesehatan, ada juga Direktur RS 3M, BPOM Inhil. Mereka juga juga pastinya memikirkan kesetaraan gender,".

MOTIVASI

"Pesan orang tua saya ketika memilih berkarir di Kejaksaan, adalah jadilah jaksa yang baik, suka menolong orang lain, berbuat baiklah dari sekarang hingga akan menuai hasilnya nanti,".

"Pasangan hidup dan anak-anak juga adalah motivasi terbesar bagi saya. Suami rela bekerja wiraswasta demi ikut dengan saya. Suami mensupport dan memberikan dorongan 100 persen. Bahkan sebelum masuk di instansi KPK, saya terlebih dahulu diwawancarai oleh beliau, mempertanyakan kesiapan saya bekerja di KPK,".

Anak Rini Triningsih ada 3 putri, anak pertama bekerja di Kajati Riau, kedua kuliah di Yogyakarta, dan yang ketiga mengenyam pendidikan di kelas III SMP wilayah Inhil.

PENGHARGAAN

Penghargaan dari Presiden:
- Satya Lancana Karya Satya 10 Tahun 
- Satya Lancana Karya Satya 20 Tahun
- Jaksa Komunikatif di Kejari Yogyakarta tahun 2004
- Di bawah kepemimpinan Rini, Kejari Inhil mendapat penghargaan Terbaik I se Provinsi Riau atas dukungan peningkatan Kepatuhan Badan Usaha untuk mendukung Sustainabilitas Program JKN tahun 2021 dari BPJS Kesehatan.