Salah Satu Cara Memajukan Inhil, Menurut Ikbal Sayuti

Kamis, 04 Maret 2021

Ikbal Sayuti

(hasil diskusi ringan bersama Ikbal Sayuti

Indragirione.com,- Saya selalu menyampaikan kepada masyarakat bahwa Tuhan itu maha adil, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) memang berbeda dengan daerah lain di Indonesia bahkan dunia, namun Inhil sendiri memiliki potensi.

Saat ini Inhil dikenal sebagai hamparan kelapa terluas di seluruh dunia, namun masyarakat Inhil masih belum bisa dikatakan sejahtera karena potensi kelapa di Inhil yang tidak garap secara maksimal, maka terjadi kesenjangan.

Potensi kelapa di Inhil perlu menjadi perhatian, hal ini hanya bisa dilakukan dengan cara kreativitas dan inovasi serta menggandeng para investor masuk ke Inhil agar terjadi pemerataan. 

Saya optimis dengan Inhil karena memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang subur, ditanam apa saja bisa hidup, kemudian Inhil memiliki akses yang dekat dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. 

Infrastruktur dan peningkatan ekonomi dulu yang harus kita bangun, seperti jalan dan jembatan serta bandara yang masih belum maksimal, jika hal ini belum terealisasi investor dalam bidang apapun tidak akan tertarik datang ke Inhil.

Kedepan masyarakat tidak lagi menjual bahan mentah seperti kelapa bulat, dan TBS sawit ke perusahaan, harus memberdayagunakan BUMDes untuk berjalan sebagaimana mestinya. 

Yang harus dilakukan ke depan adalah bagaimana setiap desa ada industri, katakanlah home industri sesuai potensi yang di miliki. Kelapa itu memiliki 44 turunan tersendiri, jika ada 44 turunan berarti ada 44 macam pabrik, sedangkan Inhil sendiri punya 20 kecamatan jadi 1 kecamatan ada 2 pabrik fokus di bidangnya masing-masing mengolah turunan kelapa. 

Misalkan 1 kecamatan fokus pada minyak makan, nah Inhil tidak perlu repot-repot beli minyak makan dari luar karena pabrik sudah ada, bukan hanya untuk dalam negeri bahkan bisa di ekspor ke luar negeri. 

Itu semua tentunya didukung oleh pemerintah Daerah dalam mensuport penghasilan suatu produk yang dihasilkan oleh masyarakat, jadi ada pertambahan nilai baru di lempar ke pasaran. Dalam hal ini Pemda mempunyai kewajiban mencari penampungan hasil daripada home industri dari masyarakat, dengan cara melobi ke pusat dan negara luar. 

Masyarakat Inhil jangan menjadi Press Tekkers namun harus menjadi Press Maker, artinya masyarakat dan pemerintah daerah yang harus menentukan harga dari produk tadi, bukan perusahaan, karena petani sebagai penjual. 

Jika harga kelapa terpaku pada harga pasar dunia, maka harus fokus pada olahan kelapa, saya tidak pernah mendengar harga minyak makan turun akibat kelapa turun, seharusnya jika kelapa anjlok maka minyak makan pun akan anjlok. 

Sekarang faktanya, petani bisa sejahtera jika tidak menjual bahan baku, tapi harus di olah dan ada nilai dulu dari bahan baku tadi setelah itu dijual, itu merupakan rumus dalam perekonomian agar masyarakat bisa sejahtera. 

Contoh, sebuah bahan baku dibeli oleh negara lain lalu diolah kemudian di jual lagi kepada petani, bahkan lebih mahal harganya dibandingkan dengan harga yang dijual petani tadi. Perusahaan tentu tidak mau menjual harga modal. Itu hukum yang lucu, itu barang petani, petani menjualnya kepada perusahaan, lalu petani membeli lagi dari hasil perusahaan tadi, kenapa tidak petani saja yang mengelola dan menjual sendiri. Inhil punya teknokrat teknokrat yang handal kok, inilah pemikiran ini yang harus kita bangun. 

Selain itu, sebagian besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Inhil berasal dari pajak, namun tetap saja hingga saat ini PAD Inhil kecil. Jika perusahaan di Inhil ini banyak, tentu akan menghasilkan PAD yang banyak (besar) pula.

Saya seorang pengusaha jadi tahu besaran pajak dari sebuah perusahaan,  ada namanya PPN, PPH 1, PPH 23. Saya yakin selain perkelapaan, jika PAD itu dimaksimalkan Inhil akan maju. 

Inhil juga bisa suguhkan objek wisata lokal. Sekarang saya lihat tidak ada objek wisata lokal yang hidup di Inhil, namun alam di Inhil bisa diindustrialisasi kan. 

Terakhir, saya pernah mengkaji buku Muhammad Yunus, peraih nobel tetang ekonomi, dari itu saya optimis ekonomi Inhil akan bangkit dan sejahtera jika mau memberdayakan potensi daerah. Namun akan ada oknum yang menghambat hal ini.  

Jika saya dipercayai masyarakat Inhil saya akan menempatkan orang yang sesuai pada bidangnya. Jangan pernah menyalahkan alam karena Tuhan memberi kita akal, kenapa Singapore yang lebih kecil dari Inhil bisa lebih maju??.