Sejarah Silat Tujuh Sendeng "Al-Hidayah"

Jumat, 24 Juli 2020

Indragirione.com,- Awal mulanya nama Perguruan ini mempunyai nama ”perguruan Silat Tujuh Sendeng” yang dilestarikan oleh Putra Tanjung Hulu sekitar Tahun 1930 bernama Pak Long Komeng yang mempunyai 65 orang Murid.

Pada masa kepengurusan Pak Long Komeng pernah menjadi Hulu Balang (Pengawal) Raja di Kesultanan Pontianak Kraton Kadariah yang terletak di Kampong Dalam Kecamatan Pontianak Timur.

Pada tahun 1973, beliau meninggal dunia yang kemudian diwariskan kepada Mahmud Ali Putra Kampong Tanjung Hulu yang mempunyai murid sekitar 671 murid yang menyebar diwilayah Kota Pontianak, Kalimantan Barat umumnya bahkan diluar Kalimantan Barat.

Seiring berjalanya waktu pelatihan pada Tahun 1980 diwariskan beberapa orang muridnya yang dapat dipercaya untuk melatih anggota-anggota baru yaitu, Juli H M Taha, M Amin Bakar, Zaldi Yunan, Syamsudin Daeng Bacok, dan saat itu mempunyai jumlah anggota sekitar 380 murid, jika dikalkulasikan jumlah total keseluruhan berjumlah 1116 orang anggota.

Sampai dengan Tahun 2010, Pada tanggal 27 April 2003 telah terselenggara Musyawarah Besar (MUBES) ke I bertempat dilapangan bola Permata Elok Tanjung Hulu Kecamatan Pontianak Timur.

Mubes ke I menghasilkan keputusan tentang perubahan nama perguruan dan kepengurusan Nama perguruan,: Perguruan Silat Tujuh Sendeng ”AL-HIDAYAH” dengan kepengurusan Ketua Umum: Muhammad Taha, SH dengan Wakil Ketua dan Sekretaris : Rahimin Bendahara dan beberapa Seksi-Seksi, Periode Tahun 2003 sampai dengan 2009.

Pada tanggal 3 Desember 2010 berlangsung Mubes ke II bertempat di Gang Haji Taha kelurahan Tanjung Hulu menetapkan kepengurusan dengan Pembina Ketua Umum: Muhammad Taha, SH Ketua I Ketua II Wakil Ketua I Wakil Ketua II Sekretaris I Sekretaris II serta Seksi-Seksi.

Dengan motto : Melintang Patah Membujur Lalu

Tujuh Menyerang Tujuh Menghadang

Tujuan;
Khusus: melakukan Pembinaan Moral kepada Anggota agar dapat menjadi Anggota yang berguna bagi Agama,Nusa dan Bangsa.

Umum: Semua Anggota Perguruan agar dapat menjadi Warga Negara yang baik harmonis dalam Bermasyarakat serta dapat menjadi contoh yang baik di Masyarakat.

Persyaratan Menjadi Anggota :

Mengisi Formulir dan Surat Pernyataan yang ditanda Tangani.
Menterahkan Pass Photo ukuran 3 x 4 = 4 Lembar
Menyiapkan Biaya Latihan dan Biaya Matikan Pukul Rp. 250.000 dengan rincian sebagai berikut :
a. Beras Pulut Putih = 2 Kg
b. Kain Putih = 4 Meter
c. Ayam Kampung minimal = 1 kg
d. Pisau = 1 Buah
e. Jeruk Nipis = 6 Biji
f. Bunga = 7 Warna
g. Kemenyan = 2 Biji
h. Lain-lain
Latihan : Latihan Silat Tujuh Sendeng berlatih selama 7 Malam diawali dengan merabun kemenyan pelatihan malam pertama dimulai dari pelebat Bujur dan Pukulan ( Jurus ) 1, Malam kedua dimulai dari Pelebat Serong Pukulan ( Jurus ) 2, Malam ketiga dimulai dari Pelebat Empat(4) dan Pukulan (Jurus) 3, Malam keempat dimulai dari Pukulan Empat(4), Malam kelima dimulai Pukulan (Jurus ) 5, Malam keenam dimulai Pukulan (Jurus) 6, Malam ketujuh dimulai Pukulan (Jurus ) 7, Malam ketujuh merupakan malam penutup dilanjutkan dengan malam Matikan Pukulan, selain diajarkan Pukulan-Pukulan (Jurus-Jurus) juga diajarkan Seni Bela Diri dan Adu Ketangkasan.

Matikan Pukul :Diawali dengan Acara Sakral,Penyuapan ke Anggota,Pemotongan Jeruk nipis Acara Memandikan Anggota Baru.

Pembekalan: Penderas Silat diberikan setelah selesai dimandikan yang kemudian diamalkan selama 44 malam tidak boleh ketinggalan satu malampun, seandainya ketinggalan satu malam atau lebih wajib diulangi dari hari pertama.

Demikianlah Situs ini buat sebagai pedoman menjadi Anggota Silat Tujuh Sendeng ” AL-HIDAYAH’ yang Sejati. (*)