SMP Negeri 3 Pulau Burung Terapkan Gerakan Wajib Berbahasa Indonesia

Rabu, 30 Oktober 2019


Indragirione.com,- Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Pulau Burung Terapkan Gerakan Wajib Berbahasa Indonesia untuk meningkatkan bahasa Indonesia pada komunikasi peserta didik. Hal ini dilakukan karena mayoritas peserta didik di sekolah tersebut menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi, baik di dalam maupun di luar kelas.

"Ini merupakan tanggung jawab yang besar bagi saya, untuk mengubah bahasa komunikasi murid-murid saya dari bahasa daerah menjadi bahasa Indonesia yang baik dan Benar, karena tupoksi saya sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia " ujar Gusmina Dewi S Pd selaku Guru bahasa Indonesia.

Beliau juga menjelasakan aturan pemerintah untuk menggunakan bahasa Indonesia di ruang Publik, yang tercamtum pada Undang-Undang No 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia, tugas Badan pengembangan dan pembinaan bahasa kemndikbud adalah menjaga, merawat, dan memartabatkan bahasa negera yaitu bahasa Indonesia.

"Sesuai amanat itu juga, bahwa bahasa Nasioal yakni Indonesia wajib digunakan di ruang publik, termasuk sekolah, serta termuat pada sumpah pemuda  ke-3 yakni, “Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia," lanjutnya.

"Saya namai dengan Gerakan Satu Hari Wajib Berbahasa Indonesia, karena untuk memulai ini cukup 1 hari saja peserta didik wajib berbahasa Indonesia yaitu pada hari Senin, dan apabila kedapatan diantara mereka tidak berbahasa Indonesia, maka akan mendapatkan sanksi yaitu memungut sampah,Hal ini akan berimbas juga pada lingkungan sekolah." jelas Gusmina.

Gusmina mengakui ingin menanamkan jiwa nasionalisme pada seluruh peserta didik, karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang harus dipertahankan.

"Jika tidak generasi sekarang, siapa lagi, saya khawatir ketika mereka melanjutkan ke sekolah menengah atas keluar Desa ini, mereka yang tidak mahir berbahasa Indonesia akan sulit berkomunikasi kepada teman-temannya," sambung Gusmina.

Rohendi, S.Pd Selaku kepala sekolah megatakan gerakan satu hari wajib berbahasa Indonesia sangat baik dilakukan, karena memang peserta didik kami tidak terlatih berbahasa Indonesia, salah satu penyebabnya adalah sekolah terletak di daerah pesisir.

"Jadi dengan adanya gerakan ini, sedikit demi sedikit peserta didik terlatih untuk berbahasa Indonesia. Saya berharap agar gerakan ini dapat terus dilanjutkan, dan kalau bisa tidak pada hari Senin saja tetapi setiap hari," pungkasnya. (fs)