Syahjuri: Ada Lima Faktor Mempengaruhi Terjadinya Banjir Pasang di Tembilahan

Senin, 06 Januari 2020

Indragirione.com,- Banjir yang berulang-ulang di Kota Tembilahan dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menimbulkan penyakit medis bahkan kerugian materil.

Ketua Karang Taruna Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menyebutkan setidaknya ada 5 (lima) faktor selain karena kondisi alam yang mempengaruhi terjadinya banjir di Kota Tembilahan, Inhil, Riau.

"Terjadinya banjir di Kota Tembilahan disebabkan, faktor teknis, seperti leveling tinggi atau rendahnya saluran air primer dan sekunder yang tidak sesuai standar, saluran air sudah banyak yang harus direvitalisasi, beban saluran air yang ada tidak sesuai lagi dengan debit air yang masuk dan banyaknya endapan lumpur atau sampah dalam saluran air," kata Syahjuri ketua Karang Taruna Inhil, Senin (6/1/2020).

Lanjutnya, faktor lain yakni kebijakan Pemerintah Daerah, diperlukan ketegasan pemerintah menegakan Perda terhadap orang atau badan hukum yang melakukan perbuatan mengakibatkan rusak atau tidak berfungsinya saluran air sebagai sarana fasilitas umum.

"Biasanya juga karena faktor daya resap tanah, banyaknya permukaan tanah yang sudah di semen cor, sehingga air hujan maupun pasang tidak terserap oleh tanah juga faktor ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi memiliki konsekuensi bertambahnya limbah sampah, baik sampah organik maupun non organik," paparnya.

Terakhir, menurut Syahjuri, yaitu faktor kebiasaan sebagian masyarakat membuang sampah sembarangan di saluran-saluran air seperti got, parit dan sungai.

"Kita berharap Pemerintah Daerah segera menangani dengan serius hal-hal yang perlu dilakukan sehingga tidak terjadi banjir yang berulang, jika perlu dibentuk Tim khusus antisipasi banjir," harapnya. 

Ia juga berharap Pemerintah Daerah dapat mendorong gerakan masyarakat untuk kembali menggalakkan gotong royong membersihkan saluran-saluran air.

"Walaupun tidak dipungkiri masih ada sebagian masyarakat yang peduli untuk membersihkan saluran-saluran air di lingkungan mereka," ujarnya.