Tetap Waspada Jelang Pembelajaran Tatap Muka

Ahad, 29 November 2020

Persiapan salah satu sekolah di Pekanbaru jelang belajar tatap muka beberapa waktu lalu.

Indragirione.com, - “Alhamdulillah!” Begitu ucapan yang terlontar dari mulut Rina (46), sejak mengetahui bahwa pemerintah merencanakan akan memulai sekolah tatap muka pada awal 2021 mendatang. Ibu rumah tangga, warga Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru ini mengaku sudah tak sabar melihat anaknya yang duduk di bangku kelas 2 salah satu SMP negeri itu dapat memulai aktifitas belajarnya di sekolah.

“Jujur, memang ada kerinduan juga melihat aktifitas anak untuk bisa bersekolah lagi, walau kita sadar kondisi saat ini juga belum sepenuhnya aman,” ucap Rina sembari tersenyum, Minggu (29/11/2020) lalu.  

Alasannya, menurut Rina, karena anak dapat lebih fokus menyerap ilmu di sekolah jika dibandingkan belajar online di rumah. “Kalau di rumah ini pak, semua terbatas. Anak susah fokusnya. Kita juga sebagai orang tua tak bisa sepenuhnya mendampingi dia untuk belajar. Selain waktu dan kegiatan yang juga banyak di rumah, kita kadang juga tidak begitu mengerti dengan pelajaran anak itu, kalau nanti dia bertanya sama kita,” kata Rina.

Ya, sejak aktifitas sekolah diliburkan di Kota Pekanbaru medio Maret 2020 lalu karena adanya pandemi Covid-19, praktis seluruh pelajar sepenuhnya belajar dari rumah saja. Meski ada pembelajaran secara online, namun volumenya tidaklah terlalu sering dan sangat terbatas. Lagipula, tak sedikit juga yang harus ‘absen’ dalam belajar daring itu dikarenakan sejumlah faktor, misalnya kondisi jaringan, handphone-nya rusak, paket data sedang habis dan lain sebagainya.

"Angin segar’ kini berhembus dari pemerintah. Sekolah tatap muka dikabarkan akan mulai digelar pada awal 2021 mendatang. Rencana penerapan belajar tatap muka sudah disampaikan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Namun demikian, langkah kewaspadaan tinggi tetap dilakukan Pemko Pekanbaru berkaitan dengan rencana tersebut. Sejumlah persiapan dilakukan jelang dimulainya belajar tatap muka. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru sendiri diwanti-wanti untuk mempersiapkan seluruh sekolah agar bisa menerapkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19.

Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru H Muhammad Jamil. Pihak sekolah, lanjut Jamil, diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung terlaksananya protokol kesehatan, sebagai upaya pencegahan merebaknya wabah Covid-19.

"Seperti menyediakan tempat cuci tangan di tiap sekolah, alat pengukur suhu tubuh, dan tidak kalah penting memastikan seluruh peserta didik menggunakan masker," ujarnya.

Dikatakan Jamil wacana untuk menerapkan belajar sistem tatap muka di tiap tingkatan pendidikan di awal tahun 2021 ini sesuai dengan arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.  Seperti diketahui, Kemendikbud menyerahkan kebijakan belajar tatap muka kepada daerah masing-masing mulai awal 2021.

"Jadi, kemungkinan kita (Pemko Pekanbaru, red) juga mulai (belajar tatap muka) pada awal tahun. Karena informasinya, awal tahun sudah bisa belajar tatap muka, itu informasi langsung dari kementerian," papar Jamil.

Namun harapan para orangtua untuk melihat anaknya dapat sekolah normal seperti dahulu, belum akan sepenuhnya jadi kenyataan. Pembelajaran tatap muka di Pekanbaru direncanakan masih terbatas.  Hal ini diakui oleh Plt Kepala Disdik Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas. Ia mengatakan, penerapan belajar tatap muka yang diwacanakan dimulai pada awal 2021 nanti, masih berupa pertemuan terbatas.  

“Maksudnya pada pertemuan terbatas nanti, peserta didik di sekolah hanya melakukan konsultasi pembelajaran tertentu. Peserta didik lebih bersifat bimbingan dan tidak melakukan pembelajaran seperti biasanya," ucap dia.

Selain itu, siswa yang melakukan pertemuan terbatas itu juga belum dapat belajar dengan durasi yang lama. Paling hanya dalam kurun waktu maksimal 2-3 jam. Bahkan pertemuan terbatas ini direncanakan hanya dilakukan satu kali dalam seminggu.

Menurut Ismardi, belajar tatap muka terbatas ini rencananya akan dilakukan dengan prokes yang ketat. Selain sekolah diharuskan menyiapkan fasilitas prokes yang baik, peserta didik dan pihak sekolah juga bakal menjalani rapid test massal sebelum aktivitas belajar mengajar dimulai.

“Untuk itu, Disdik Kota Pekanbaru akan bekerjasama dengan Tim Satgas Penanganan Covid-19 mendata jumlah kebutuhan alat rapid test,” paparnya.

 

Dilakukan Bertahap

Pembelajaran tatap muka nanti juga akan dilakukan secara bertahap, mulai dari tingkat SMP terlebih dahulu. Itupun khusus bagi sekolah yang lokasinya berada di wilayah-wilayah dengan zona kuning penyebaran Covid-19. “Tetap SMP negeri dulu yang menerapkan pertemuan terbatas ini. Bagi sekolah yang berada di kecamatan zona kuning, dan berada di wilayah pinggiran,” tegas Ismardi Ilyas.

Ismardi menyebut, saat ini pihaknya masih menunggu penetapan zona oleh Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru. Penetapan zona ini menjadi indikator penting, sebelum Disdik Kota Pekanbaru menentukan sekolah mana saja yang bisa melangsungkan pertemuan terbatas tersebut. “Jadi kita tunggu hasil pemetaan dulu. (Saat ini) pemetaan masih berlangsung,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Melalui penetapan zona, kata Ismardi, nantinya sekolah yang melangsungkan belajar tatap muka tidak lagi tersebar di 12 kecamatan, tapi hanya sekolah yang berada di zona kuning.

Hal ini diakui oleh perwakilan Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy. Ia menyebutkan dalam pemetaan itu tim dari Satgas Covid akan menetapkan zona atau wilayah yang diusulkan untuk melangsungkan belajar tatap muka terbatas.

"Jadi saat ini pemetaannya masih berjalan. Tahapannya kemungkinan sampai awal pekan ini," ujar Zaini yang juga merupakan Sekretaris Dinas Kesehatan Pekanbaru.

Disampaikan Zaini, terdapat sejumlah indikator yang dijadikan pertimbangan dalam pemetaan tersebut. Di antaranya penurunan jumlah kasus positif, penurunan jumlah kasus suspek dan  penurunan jumlah kasus meninggal.

Indikator lainnya penurunan jumlah kasus yang dirawat di rumah sakit. "Lalu indikator lainnya pemeriksaan sampel selama dua pekan terakhir, positive rate dan jumlah ruang isolasi di rumah sakit rujukan," terang Zaini.

Pemetaan zona sebelum dimulainya pembelajaran tatap muka ini sendiri merupakan amanat dari Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT. Wako sendiri menegaskan jika Satgas Penanganan Covid-19 dan ahli epidemiologi diberi kewenangan untuk menentukan zona atau wilayah sekolah yang nantinya melaksanakan pertemuan terbatas satu kali dalam satu pekan.

“Nanti Tim Covid kita bersama tim kesehatan dan ahli epidemiologi yang akan menentukan zonanya,” kata Wali Kota beberapa waktu lalu.

Setelah dilakukan pemetaan, maka sekolah yang akan melakukan pertemuan terbatas adalah sekolah di wilayah kuning. “Maksimal nanti hanya 10 sampai 15 sekolah,” ucap Firdaus.

 

Pengawasan Ketat

Menanggapi sekolah yang akan memberlakukan pembelajaran tatap muka pada awal Januari mendatang, para wakil rakyat angkat bicara. Anggota DPRD Riau dari Dapil Kota Pekanbaru Agung Nugroho mengatakan kalau pihaknya akan menerapkan fungsi pengawasan yang ketat terhadap rencana tersebut.

Anggota Komisi V DPRD Riau memastikan, fungsi ini dilakukan agar tidak terjadi kelalaian yang dapat menimbulkan potensi penyebaran Covid-19 dari klaster sekolah. “Kami akan lakukan pengawasan ekstra, kami tak mau anak-anak terjangkit terjangkit Covid. Sekolah juga diminta memberikan kesadaran ke siswa dan wali murid, yang batuk dan demam tak sekolah dulu,” kata Agung.

Selanjutnya, Agung yang sebentar lagi akan dilantik sebagai Wakil Ketua DPRD Riau ini meminta pihak sekolah menambah jam kerja guru untuk mengawasi siswa. “Siswa ini harus diawasi dengan ketat. Karena bisa saja dalam kelas bermain-main tak pakai masker, ini bahaya,” bebernya lagi.

Lebih lanjut Agung mengatakan, Perda Penyelenggaraan Kesehatan yang sudah disahkan dapat digunakan semaksimal mungkin oleh pemangku kebijakan, dan diikuti hendaknya dengan kedisiplinan masyarakat. (*)