Vaksinasi, Solusi Lindungi Diri

Rabu, 20 Januari 2021

Salah seorang tokoh masyarakat di Kota Pekanbaru menerima suntikan vaksin Covid-19.

Indragirione.com, - Hantaman badai Covid-19 tak terasa sudah hampir setahun lamanya melanda Indonesia. Hingga, saat ini, belum ada tanda-tanda virus yang bernama lengkap Coronavirus Disease 2019 tersebut hilang di muka bumi nusantara. Namun berbagai usaha dan inovasi terus dilakukan untuk menghadang terus menyebarnya virus yang telah merenggut banyak jiwa tersebut.

Terbaru, sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia, mulai gencar melakukan proses vaksinasi. Tujuannya, agar masyarakat bisa terlindungi dari paparan virus yang konon berasal dari Wuhan, Tiongkok tersebut. Bahkan di Indonesia, proses vaksinasi secara resmi dan massal sudah mulai dilakukan, tak lama usai izin penggunaan vaksin di masa darurat dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Adalah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang pertama kali mendapatkan suntikan vaksin Sinovac, yang disusul dengan sejumlah pejabat dan influencer lainnya pada 13 Januari 2021 lalu. Lalu, proses ini berlanjut secara massal ke seluruh Indonesia sehari setelahnya. Sejumlah pejabat publik dan tokoh masyarakat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia diberikan vaksin yang disebarkan melalui PT Biofarma tersebut. Tak terkecuali di Kota Madani, Pekanbaru.

Proses vaksinasi awal telah digelar di Kota Pekanbaru oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru secara resmi pada 14 Januari 2021 lalu, bertempat di Puskesmas Rejosari. Vaksinasi perdana di Kota Pekanbaru ini diberikan kepada jajaran Forkopimda Kota Pekanbaru serta beberapa tokoh agama.

Meski proses ini sudah dilakukan namun sejumlah masyarakat ternyata masih diliputi keraguan. Keraguan yang timbul rata-rata terkait efektifitas vaksin tersebut. Kebanyakan masyarakat, seolah masih belum yakin apakah vaksinasi yang dilakukan aman dan benar-benar bermanfaat menangkal virus Covid-19.

Salah seorang warga Pekanbaru, Abdul Aziz (48), mengaku masih bimbang dengan kegiatan pemberian vaksin yang digalakkan pemerintah belakangan. Bukan tidak menghargai upaya pemerintah dalam melindungi rakyatnya, namun ia memandang gerakan pemberian vaksin tersebut terkesan ‘dipaksakan’. “Dengan kata lain, harusnya masih perlu sejumlah kajian lagi terkait dengan vaksin ini. Apakah sudah benar-benar aman untuk diberikan? Lalu apakah tidak ada efek samping lain dari pemberian vaksin ini di masa yang akan datang? Saya rasa belum ada keterangan yang kuat akan hal itu,” ungkapnya.

Pandangan senada juga disampaikan Fitriyanti (36). Warga Sukajadi Pekanbaru ini menyatakan masih was-was dengan proses vaksinasi ini. Semua berawal dari banyaknya informasi yang ‘berseliweran’ di jagat maya tentang vaksin tersebut. “Saya terus terang jadi bingung, bagaimana sebenarnya vaksin yang dimaksud ini. Banyaknya info yang masih simpang siur di medsos itu yang membuat saya makin bimbang,” terangnya.

Apa yang disampaikan Fitri beralasan. Dari beberapa pesan pendek yang ia perlihatkan, memang terlihat jelas banyak info yang bisa membuatnya ‘galau’, walau semua itu masih sangat bisa diragukan kebenarannya alias terindikasi hoaks.

“Ada yang mengatakan kalau efek samping vaksin itu sangat berbahaya, bisa bagi pria yang dapat membuat kemandulan atau juga bagi perempuan yang akan merusak rahim. Atau ada yang menyebut jika vaksin itu merupakan upaya penanaman chip di tubuh kita oleh Pemerintah Tiongkok,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Pemerintah Kota Pekanbaru langsung merespon cepat. Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT dengan tegas menyatakan kalau vaksin Sinovac yang disuntikkan itu sangat aman, dan tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya. Meski dirinya tak termasuk orang yang mendapatkan suntikan vaksin karena terkendala umur, namun Wako dengan tegas mengatakan kalau vaksinasi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia.

Menurut Wako, proses vaksinasi adalah suatu upaya untuk melindungi diri dan keluarga dalam memerangi virus Corona ini,  agar manusia bisa bergerak lagi seperti sebelum masa pandemi ini terjadi.

“Kita telah melakukan berbagai inovasi dalam memerangi virus Corona. Bagaimana kita harus melindungi diri dan keluarga. Salah satunya dengan ikut proses vaksinasi ini,” tutur Firdaus.

Sebelumnya, lanjut Wako, tidak ada resep obat untuk memerangi virus Corona ini. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat harus berpedoman pada protokol kesehatan. “Nah, guna mempercepat hilangnya virus Corona, maka kita harus berusaha,” jelas Firdaus.  

Pendapat yang sama juga diutarakan, Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru H Muhammad Jamil SAg MAg MSi. Sekda yang menjadi salah seorang tokoh penerima suntikan vaksin Covid-19 ini mengaku sejak disuntik vaksin pada 14 Januari lalu, ia sama sekali tidak merasakan efek samping ataupun keluhan lain, seperti banyak yang dikuatirkan orang-orang sebelumnya. "Saya baik-baik saja setelah disuntik vaksin Sinovac. Tidak ada masalah," kata Sekda Kota Pekanbaru, Senin 18 Januari 2021 lalu.

Malahan, kata dia, kondisi tubuhnya kini justru semakin sehat. Untuk itulah, ia mengimbau agar semua warga masyarakat tidak takut jika nanti vaksinasi sudah dilakukan secara menyeluruh. "Saya lebih sehat dari biasanya. Tidak ada terasa efek samping. Aman menurut BPOM dan halal menurut MUI. Jadi vaksin yang sudah disuntikkan kepada para pejabat publik, mudah-mudahan semuanya aman dan sehat," kata Jamil.

Hal serupa juga disampaikan Wakil Walikota Pekanbaru H Ayat Cahyadi SSi. Wawako yang juga telah menjalani vaksinasi tahap pertama dengan tegas menepis kekhawatiran warga tentang kehalalan vaksin Sinovac. Wawako menegaskan jika vaksin tersebut halal sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan telah memiliki izin edar dari BPOM RI. “Jadi warga tidak perlu khawatir, vaksin ini halal dan ada izin edar BPOM,” ujarnya.

Wawako pun mengajak warga untuk sama-sama mendukung program vaksinasi Covid-19 yang telah mulai dilakukan secara serentak. “Karena vaksinasi ini merupakan ikhtiar (usaha) kita sebagai manusia untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19,” ucap Wawako.

Terkait keraguan dengan vaksin Sinovac yang berasal dari negara China, Walikota Pekanbaru Firdaus pun mengatakan untuk tidak mempercayainya. Firdaus bahkan menyebut kalau vaksin Sinovac ini malah sangat cocok untuk warga negara Indonesia yang tinggal di iklim tropis. "Keraguan-keraguan dan juga informasi yang simpang siur  beredar di media sosial. Kita harus cerdas menerima informasi,” kata Walikota Pekanbaru.  

Wali Kota mengatakan pemerintah pusat memilih vaksin Sinovac karena cocok dengan suhu di negara Indonesia. Apalagi, Indonesia salah satu negara yang terletak di garis khatulistiwa dan kepulauan.

“Sinovac dipilih karena cocok dengan iklim tropis. Penyimpanan vaksin Sinovac pada suhu antara 2 hingga 8 derajat Celcius, sesuai dengan suhu kulkas,” jelas Firdaus.  Perlu diketahui, sambungnya, vaksin Sinovac ini juga digunakan di Amerika Serikat, Turki, Argentina, dan Brasil. "Negara besar saja menggunakan vaksin ini," ungkap Walikota lagi.

Disiapkan 261 Vaksinator

Pemko Pekanbaru sendiri saat ini diketahui telah menyiapkan 261 vaksinator atau dokter yang menyuntikkan vaksin Sinovac. Para vaksinator tersebut bertugas di rumah sakit, puskesmas dan Klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Asisten I Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru Azwan, mengatakan, proses vaksinasi dilakukan di 31 rumah sakit, 21 puskesmas, 1 Klinik KKP. Vaksinator di rumah sakit sebanyak 155 orang, puskesmas 105 orang, dan klinik KKP 1 orang.

Semua vaksinator ini sudah dilatih selama tiga hari. Semuanya sudah mendapat sertifikat. "Jadi tidak ada lagi keraguan. Vaksin yang diterima 11.040 dosis dari Pemprov Riau," ujar Azwan. (*)