Wisata Terumbu Mabloe dan Terancam Punahnya Mata Pencarian Suku Duano

Sabtu, 13 Februari 2021

Indragirione.com, - Satu Unit speed boat fiber bermesin 200 PK berkapasitas delapan orang yang membawa kami bertolak dari pelabuhan Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan untuk menyusuri sungai Indragiri yang airnya berwarna kecokelatan menuju desa sungai bela Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir dalam rangka melihat dengan jelas kehidupan Suku Duano.

 

Desa Sungai Bela Kecamatan Kuala Indragiri merupakan salah satu Desa di Kabupaten Indragiri Hilir yang terdapat suku Duano, jarak tempuh menuju Desa Sungai Bela tersebut dari Tembilahan membutuhkan waktu sekitar 50 Menit menggunakan speedboat fiber bermesin 200 PK yang kami tumpangi berkapasitas delapan orang tersebut.

Speed boat yang kami tumpangi terus melaju kencang menggilas ombak di atas permukaan sungai. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan yang indah berupa pohon nipah yang melambai - lambai, burung elang, hingga deretan hutan bakau yang tersusun rapi. Sesekali kami berselisih jalan dengan kapal-kapal dan perahu nelayan.

Kami mengunjungi Desa Sungai Bela dalam rangka Wisata Jurnalistik PWI Kabupaten Indragiri Hilir dalam rangka peringatan HPN yang mengusung tema 'Potensi Wisata Pantai Terumbu Mabloe dan Wisata Budaya Suku Duanu'. Selain itu juga kami ingin menggali lebih dalam kehidupan Suku Duano yang merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Kabupaten Indragiri Hilir. Tempat ini sudah menyajikan segalanya. Mulai dari wisata pantai terumbu Mabloe, budaya, ekowisata dan berbagai makanan khas Suku Duano.

Suku Laut atau biasa juga disebut Duano ini merupakan suku asli yang bermukim di wilayah pesisir Kabupaten Indragiri Hilir. Dulunya mereka tinggal di dalam perahu, menjalani hidup secara berpindah pindah, kini mereka sudah moderen dan membangun rumah-rumah kayu di pesisir Sungai Indragiri.

 

Mengelilingi Kampung dan Melihat Anak-Anak Memancing di Jerambah Reot

Sesampainya kami di desa sungai bela, kami di suguhkan dengan pemandangan yang khas kampung nelayan suku Duano,pemukiman Suku Laut ini sangat unik. Seluruh bangunannya terbuat dari kayu. Sementara atapnya terbuat dari daun daun nipah yang dirakit biasa diberi nama Atap. Tiap rumah terhubung oleh jembatan kayu yang biasa disebut Jerambah. Ada 2000 KK yang mendiami pemukiman ini.

"Suku Laut itu dulunya hidup mengembara di lautan lepas dengan menggunakan kapal. Sekarang tinggal di daerah-daerah pesisir pulau,’’ kata Ujar Kepala Desa Sungai Bela Agusman.

Kami seharian penuh mengelilingi rumah orang - orang suku duano, Menikmati keindahan, keunikan serta kearifan lokal.Mulai dari melihat aktivitas mencari udang nenek, membuat arang dari tanaman bakau, mencicipi kuliner nasi lemak hingga menyantap hidangan laut , ketam, kepiting maupun udang. Kami juga menyaksikan proses pengolahan ikan asin perak, hingga melihat anak-anak bermain di jerambah reot.

Keberadaan Suku Budaya Duanu Hampir Punah

Keberadaan seni dan budaya dan kesenian Suku Duanu yang dimiliki sejak dahulu kala kini hampir punah,komunitas Melayu Tua/suku duano memang masih ada di desa Sungai Bela Kecamatan Kuindra Kabupaten Indragiri Hilir. Namun keberadaan kebudayaannya mulai berangsur sepi. Padahal Suku ini ternyata kaya akan ragam budayanya dan cukup potensial untuk dikembangkan menjadi objek destinasi paket wisata.

Hasanuddin mengatakan, bermacam - macam kesenian dari Suku Duanu ini, di antaranya kesenian Berdinding, Lukah Berjoget, Semah Laut dan beragam kesenian lainnya yang masih terdengar asing di telinga kita.

sebenarnya banyak sekali budaya yang dimilki suku Duanu, hanya saja selama ini terkesan tidak dikembangkan sehingga hanya diketahui oleh segelintir masyarakat suku Duanu saja dan tidak pernah terekspos ke dunia luar. Padahal banyak hal yang dapat menjadi salah satu desinasi wisata.

“Kalau dikembangkan dengan baik maka saya yakin akan dapat menarik wisatawan, apa lagi ditunjang dengan suasana pantai pesisir yang sangat indah nan menawan yang diberinama pantai mablu, terutama di sore hari saat air kering,''Ujar Hasanuddin .

 

Hasil Penangkapan Ikan Suku Duanu Terus Berkurang 

Memang, hasil tangkapan ikan saat ini tidak banyak seperti dulu, sehingga gelembung - gelembung ikan pun saat ini susah mengumpulkan. Saat ini keberadaan kapal - kapal Trowls sudah sangat meresahkan nelayan tradisional suku duanu. Pasalnya saat ini lebih dari puluhan kapal trawls beroperasi di perairan sungai bela kecamatan Kuindra Kabupaten Indragiri Hilir

“Jika terus dibiarkan tidak ada tindakan dari pihak terkait, maka tidak tahu nasib kami kedepannya, apakah masih bisa hidup dari hasil nelayan, karena pendapatan kami terus menurun,”katanya. Rusli seorang nelayan.

Harapan Masyarakat Suku Duanu 

Masyarakat suku duanu berharap kepada pemerintah kabupaten Indragiri Hilir untuk bisa mengatur pola - pola pencari ikan di Desa Sungai bela tersebut, sangat dikawatirkan masyarakat suku duanu yang berada di desa sungai Bela tersebut tidak bisa lagi menemui ikan di laut akibat kapal Trowls.

 

Mereka pun meminta pihak Dinas Perikanan dan Kelautan menindak kapal nelayan yang kedapatan menggunakan alat tangkap yang bisa merusak ekosistem bawah sungai tersebut.

“Jika kegiatan kapal yang menangkap ikan menggunakan Trowls tersebut terus dibiarkan akan merugikan kita nelayan kecil. Selain itu, pemanfaatan Trowls tersebut dapat merusak ekosistem di dasar sungai,” ungkap Rusli

 

Potensi Wisata Terumbu Mabloe Suku Duano

Keindahan Pantai Terumbu Mabloe dan rimbunnya hutan mangrove di Desa Sungai Bela Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra) berpotensi untuk dijadikan objek wisata.

Pantai Terumbu Mabloe merupakan pantai yang berpasir sersah di wilayah Desa Sungai Bela yang menawarkan panorama alam hutan mangrove yang sangat indah dan eksotis.

hal tersebut yang membuat Hasanuddin Anggota DPRD Kabupaten Indragiri Hilir Dapil V tersebut mendorong pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir untuk memperhatikan serta mengembangkan potensi pantai tersebut.

 

"Saya Sebagai Putra kelahiran Desa Sungai Bela berharap agar pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir bisa mengembangkan potensi yang sudah ada ini, yang nanti dapat menjadi salah satu sumber pendapatan desa.

dikatakan Hasanuddin, Banyak aspek yang perlu dibenahi dan dikembangkan dengan serius, selain potensi alam yang dimiliki. Terutama yang mendasar adalah dukungan infrastruktur penunjang wisata tersebut untuk terus didorong dilakukannya pembangunan oleh pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir," Ujarnya.

ia mengungkapkan, Potensi destinasi wisata yang dimiliki desa Singai Bela ini tidak akan dikenal apabila tidak didukung dengan jalur infrastruktur penunjang yang baik. jika ingin menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan, maka pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir harus sangat serius dalam pengalokasian anggarannya.