Workshop Pencegahan 'Bully' di SMPN 1 Tembilahan, Berikut Paparan Kepala Kejari

Kamis, 16 September 2021

INHIL,- Bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Kejaksaan Negeri (Kejari) menggelar workshop dengan tema, program pencegahan perundungan (bully, Inggris red) dan kekerasan berbasis sekolah bagi agen perubahan, di SMP Negeri 1 Tembilahan, Kamis (16/9/2021). 

Kepala Kejari Inhil, Rini Triningsih selaku narasumber memaparkan beberapa hal terkait tema workshop tersebut. 

"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pendidikan di sekolah sangatlah penting, namun tentunya tidak terlepas dari peran orang tua di rumah, karena adalah hal yang wajar jika pembinaan pendidikan itu kita mulai dari rumah dan lingkungan terdekat dari anak-anak kita, yaitu keluarga dimana anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan cinta dan kasih sayang yang tulus dari orang tua," ungkapnya. 

Keluarga merupakan ajang pertama dimana sifat-sifat kepribadian anak tumbuh dan terbentuk dengan cepat. Seorang anak akan menjadi pribadi yang baik sangat bergantung pada sifat-sifat yang tumbuh dalam kehidupan keluarga dimana anak dibesarkan.

Penelitian yang terkait dengan ketidakmampuan pengasuhan orang tua terhadap anak telah membuktikan bahwa permasalahan perilaku anti sosial anak, seperti (bullying/perundungan, keterlibatan dengan penyalahgunaan narkoba, kekerasan dan lain-lain) terjadi antara lain karena kelemahan pengasuhan orang tua seperti orang tua yang cenderung permisif (serba boleh), dan mengabaikan atau menolak keberadaan anak, terkait dengan adanya globalisasi dan penggunaan teknologi informasi di seputaran anak.

Disisi lain perkembangan sosial membuat remaja memiliki keinginan yang kuat untuk melepaskan diri dari ikatan keluarga yang melibatkan diri dengan teman-teman sebanyaknya.
Masa anak-anak SMP adalah masa remaja yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi masa dewasa, yang ditandai oleh adanya perubahan seperti fisik, psikis dan psikososial. 

Dengan adanya perubahan tersebut sering kali menjadi obyek perundungan bagi anak-anak sekolah. Baik perundungan  dalam bentuk fisik seperti: memukul, menampar, memalak, mendorong, mencubit, mencakar dll. Dalam bentuk verbal seperti : memaki, memfitnah, mengejek, mengancam. Juga yang bersifat psikologis seperti : mengintimidasi, mengucilkan, mendiskriminasi.

Karakteristik anak yang secara fisik kurus atau terlalu gemuk, pendiam, memiliki kelemahan fisik, memiliki budaya atau agama yang berbeda, memiliki perbedaan selera, salah/tidak mengikuti trend, lemah dalam konsep diri dan tidak memiliki untuk membela diri, provokatif (sering memancing amarah) biasanya sering kita temukan menjadi obyek perundungan di lingkungan sekolah. Adanya perundungan di sekolah, masa depan anak akan terganggu dan tidak data berkembang baik, karena anak yang terkena perundungan akan menjadi pribadi yang lebih mudah atau sering menangis, menjadi lebih sering menyendiri dan menarik diri dari pertemanan, menghindar dari sekolah dengan berbagai alasan. 

Perundungan/ bullying masih menjadi PR yang belum terselesaikan di negara kita, berbagai upaya dilakukan untuk  mencegah terjadinya perundungan atau bullying di dunia Pendidikan, salah satunya dengan membentuk agen perubahan ,yaitu  siswa yang memiliki pengaruh besar di sekolah untuk mengubah sikap dan perilaku teman-teman sebayanya.

Dengan demikian kita berpartisipasi dalam membentuk karakter anak supaya tidak terlibat dengan anti social seperti bullying/perundungan, penyalahgunaan narkoba serta kekerasan, kita berharap semua anak-anak kita bertingkah laku yang baik demi kemajuan dan perkembangan dalam Pendidikan dan dapat  mencetak prestasi. 

Rini Triningsih berharap anak-anak yang hadir menjadi duta anti perundungan SMP Negeri 1 Tembilahan dan benar-benar dapat menjadi agen perubahan terhadap anak-anak yang lain baik internal SMP Negeri 1 Tembilahan maupun eksternal.

"Workshop ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak terkait perundungan dengan cara yang menyenangkan serta meminimalisir perilaku bully yang masuk yang terjadi di kalangan remaja," kata Rini. 

Terakhir, Ia berharap workshop ini dapat membekali agen-agen perubahan yang merupakan duta perundungan SMPN 1 Tembilahan ini untuk merubah mindset menolak perundungan di lingkungan sekolah dan berlomba-lomba mencetak prestasi agar menjaga generasi penerus bangsa yang bermanfaat.