Pilihan
Pj Bupati Inhil Rombak Birokrasi Saat Pemilu 2024, Terkait Politik?
Orang Utan Betina Dievakuasi dari Kebun Warga di Kemuning
Dihentam Gelombang Usai Cari Nipah, Dua Warga Teluk Pinang Hilang
Energi Syahadat untuk Pembebasan dan Pembangunan
Pada pembahasan ini ada satu poin penting yang ingin saya sampaikan bahwa kalimah syahadat merupakan kalimah pembebasan bagi manusia khususunya bagi muslim. Perhatikanlah kalimat syahadat yang kita ucapkan: Asyhadu al-la ilaha illa Allah. Kalimat ini dimulai dengan kata Asyhadu (saya bersaksi). Ketika anda berkata “saya”, maka anda menyadari bahwa anda mempunyai wujud pribadi yang berbeda dengan orang lain.
Namun demikian, dalam saat yang sama anda menyadari pula ada pihak lain bersama anda yang mendengar atau yang kepadanya anda memperdengarkan kesaksian itu. Kesaksian itu dimulai dengan pengingkaran la Ilah (tiada tuhan) kemudia disusul dengan penetapan illa Allah (kecuali Allah). (dalam Quraish Shihab, 117: 2008)
Segala sesuatu yang kita pandang indah, hebat serta tinggi adalah bagian dari penisbian itu. Terlebih keberadaan hal tersebut di dunia nyata, maka dapat dipastikan bahwa ini adalah tergolong makhluk yang terbatas (baharu) diciptakan, yang akan sirna oleh perjalanan hukum ruang dan waktu.
Oleh karena itu, dalam hidup ini jika seseorang menjadikan keindahan, kehebatan serta ketinggian posisi serta materi yang terkandung di dalamnya sebagai ukuran dominan, maka bersiap-siaplah untuk dibelenggu olehnya. Dalam istilah al-Qur’an inilah yang disebut dengan taghut, yaitu sesuatu yang dianggap tuhan lalu dipertuhankan (tergantung padanya). Jadi, esensi syahadat adalah untuk membebaskan manusia dari kungkungan taghut-taghut itu.
Begitu juga dengan persoalan lainnya, apakah itu terkait dengan ekonomi, politik maupun sosial. Dalam kaitannya dengan politik misalnya, ketika ada rasa gundah dan cemas akan hilang atau turunnya jabatan, ini akan damai jika digunakan paradigma ke-Tuhanan.
Tulis Komentar