Pilihan
Pj Bupati Inhil Rombak Birokrasi Saat Pemilu 2024, Terkait Politik?
Orang Utan Betina Dievakuasi dari Kebun Warga di Kemuning
Dihentam Gelombang Usai Cari Nipah, Dua Warga Teluk Pinang Hilang
Difusi Inovasi Dalam Implementasi Program CSR
Menurut Wibisono (2007), implementasi CSR dilaksanakan melalui berbagai tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan, yang terdiri dari 3 langkah utama yaitu Awareness Building, CSR Assesment, dan CSR Manual Building.
2. Implementasi terdiri dari Sosialisasi, Pelaksanaan, dan Internalisasi.
3. Evaluasi
4. Pelaporan
Dalam seluruh tahapan yang dilalui pada implementasi program CSR, Komunikasi memiliki peran yang signifikan dalam semua tahapan. Komunikasi yang baik akan memberikan pemahaman persepsi yang lebih efektif antara 2 pihak yang akan melaksanakan program bersama, Impelementasi CSR harus mempertimbangkan penggunaan pendeketan komunikasi yang paling efektif sesuai dengan karakteristik penerima manfaat program nya.
Teori Difusi Inovasi seringkali diterapkan dalam konteks komunikasi pembangunan, teori ini diperkenalkan oleh Everett Rogers dengan pengertian bahwa “proses sosial yang mengkomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif”, serta makna inovasi perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah konstruksi sosial. Oleh karena itu, elemen difusi terdiri atas 4 hal (Suciati,2017) yaitu:
1. Inovasi
2. Dikomunikasikan melalui saluran tertentu
3. Dari waktu ke waktu
4. Diantara anggota sistem sosial
Dan tahap-tahap dalam keputusan inovasi meliputi 5 hal (Suciati,2017) yaitu:
1. Pengetahuan
2. Persuasi
3. Keputusan
4. Implementasi
5. Konfirmasi
Sebuah proses difusi dipandang sebagai jenis komunikasi khusus dalam rangka menyebarkan inovasi, dengan menggunakan komunikasi 2 tahap melalui opinion learder dan individu-individu. Penerimaan akan semua inovasi akan lebih cepat terjadi jika kelompok sasaran termasuk dalam homofili, yaitu kondisi dimana kelompok masyarakat yang berinteraksi memiliki kesamaan dalam sifat, keyakinan, nilai, status sosial, serta pendidikan. Dilain sisi, jika termasuk dalam kelompok heterofili, ketika kondisi komunikator dan komunikan benar-benar berbeda akan menimbulkan masalah dalam proses komunikasi itu sendiri (Suciati, 2017).
Tulis Komentar